Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Menyiram Tanaman dengan Air Gula, Mengapa?

Kompas.com - 21/09/2022, 07:47 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber The Spruce

JAKARTA, KOMPAS.com - Menyiram tanaman dengan air gula adalah salah satu tips merawat tanaman yang kerap dibagikan di media sosial. Air gula diklaim meningkatkan proses fotosintesis tanaman dan membantu tanaman mengatasi syok transplantasi.

Akan tetapi, apakah menyiram tanaman dengan air gula benar-benar bermanfaat untuk tanaman atau malah bisa membahayakan tanaman?

Dikutip dari The Spruce, Rabu (21/9/2022), air gula yang digunakan untuk menyiram tanaman adalah kombinasi dari air keran dan gula untuk digunakan sebagai makanan nabati. Gula biasanya ditambahkan ke air panas atau mendidih agar mudah larut.

Baca juga: Manfaat Daun Teh yang Sudah Diseduh untuk Tanaman dan Cara Pakainya

Ilustrasi menyiram tanaman. SHUTTERSTOCK/MAXIMUS ART Ilustrasi menyiram tanaman.

Dosis berapa banyak gula yang ditambahkan ke air bervariasi.

Dalam proses fotosintesis, tanaman menggunakan energi, air, dan karbon dioksida untuk menghasilkan gula dan pati. Gagasan memberi air gula ke tanaman didasarkan pada asumsi bahwa gula menyediakan karbohidrat tambahan yang diambil tanaman dengan akarnya.

Teorinya adalah bahwa gula meningkatkan pertumbuhan tanaman.

Ada beberapa alasan mengapa air gula sebagai nutrisi nabati untuk tanaman tidak berfungsi. Tanaman tidak memiliki sistem pencernaan yang memetabolisme gula seperti manusia.

Baca juga: 7 Tanaman Ini Bisa Dijadikan Bahan Pembuatan Sabun

Terlebih lagi, gula yang dihasilkan tanaman adalah glukosa dan monosakarida, sedangkan gula dari toko kelontong yang kita konsumsi adalah polisakarida, gula yang lebih kompleks terdiri dari rantai monosakarida dan tidak mudah dipecah.

Akar tanaman tidak hanya tidak dapat menyerap gula, memberi gula yang larut dalam air bahkan menghalangi akar untuk menyerap air. Tanaman yang tidak mendapat air akan layu dan akhirnya mati.

Ilustrasi menyiram tanaman di dalam pot. FREEPIK/FREEPIK Ilustrasi menyiram tanaman di dalam pot.

Tanaman melakukan fotosintesis sendiri, mengatur sendiri jumlah gula yang dihasilkan untuk tumbuh. Kebutuhan gula tanaman bervariasi tergantung pada tahap kehidupan.

Tanaman transisi dari tahap pembibitan ke tanaman dewasa biasanya membutuhkan lebih banyak gula daripada tanaman dewasa. Tidak ada tambahan gula yang dapat diberikan untuk membantu proses ini.

Baca juga: Kapan Harus Menyiram Tanaman Lidah Mertua?

Selain itu, tanah yang jenuh dengan larutan gula dapat menarik mikroorganisme berbahaya yang dapat mempengaruhi kesehatan tanaman.

Tidak ada bukti ilmiah bahwa memberi air gula ke tanaman kondusif untuk kesehatan tanaman, sebaliknya dapat membahayakan tanaman dan bahkan membuat tanaman mati.

Efek merugikan dari air gula juga berlaku untuk mencoba menghidupkan kembali tanaman yang mengalami kejutan transplantasi. Ketika tanaman terlihat layu setelah transplantasi, itu terjadi karena dua alasan.

Entah daunnya terbakar karena terlalu banyak sinar matahari terlalu cepat karena tidak mengeras dengan benar, dan akibatnya mereka tidak dapat melakukan fotosintesis. Atau, akar rusak selama transplantasi dan tidak dapat mengambil air dan nutrisi yang cukup.

Baca juga: Media Tanam untuk Tanaman Hias agar Subur, Apa Saja?

Air gula tidak membantu tanaman dengan kejutan transplantasi, dan itu bisa memperburuknya. Seringkali, tanaman pulih dengan sendirinya.

Siram tanaman dengan air dan lindungi dari terlalu banyak sinar matahari untuk mencegah lebih banyak daun hangus.

Pengecualian penggunaan air gula untuk tanaman

Satu-satunya pengecualian di mana menggunakan air gula masuk akal adalah menambahkannya ke bunga potong untuk mencegahnya layu. Itu sebabnya toko bunga sering memberi Anda sebungkus kecil nutrisi nabati berbasis gula untuk ditambahkan ke vas.

Tidak seperti akar tanaman, batang bunga potong dapat menyerap gula, yang menghidupkan kembali karbohidratnya.

Baca juga: Jangan Biarkan Tanaman Kaktus Kehujanan, Mengapa?

Gula mengirimkan bunga sinyal palsu bahwa tanaman itu hidup dan sehat dan harus terus mekar. Efek ini hanya bersifat sementara dan akhirnya bunga mati.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com