Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelompok Petani Ini Telah Ekspor Lada Hitam ke India hingga Jerman

Kompas.com - 28/06/2022, 10:40 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Petani lada hitam didorong untuk mengembangkan usaha dan mengekspor hasil produksinya.

Ini diwujudkan melalui Desa Devisa Klaster Lada Hitam, yang merupakan kolaborasi antara Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/ Indonesia Eximbank dengan Kementerian Perindustrian RI.

Desa Devisa Klaster Lada Hitam diresmikan pada tanggal 23 Juni 2022 lalu dalam rangkaian acara Harvesting Bangga Buatan Indonesia Lagawifest 2022 di Pulau Tegal Mas, Lampung.

Baca juga: Mantan ASN Beralih Jadi Petani Jamur, Raup Omzet Rp1 Miliar per Bulan

Ilustrasi lada hitam kering. UNSPLASH/ Vitor Monthay Ilustrasi lada hitam kering.

Proyek kolaborasi ini merupakan tindaklanjut dari Nota Kesepahaman tentang Pengembangan Industri Kecil dan Industri Menengah Berorientasi Ekspor yang telah ditandatangani oleh LPEI dengan Kemenperin pada 30 Mei 2022 guna meningkatkan kapasitas pelaku usaha berorientasi ekspor dan mengembangkan potensi wilayah.

Desa Devisa Klaster Lada Hitam terdiri atas enam desa di wilayah Kabupaten Lampung Timur yaitu Desa Sukadana Baru, Catur Swako, Tanjung Harapan, Negeri Katon, Putra Aji Dua dan Surya Mataram.

Terdapat 505 orang petani yang tergabung dalam gabungan kelompok tani (Gapoktan) Cahaya Baru dan 80 orang diantaranya merupakan petani perempuan.

Keunggulan lada hitam Lampung ini memiliki karakteristik cita rasa dan aroma khas yang tidak dimiliki oleh lada hitam dari daerah lain, sehingga dengan keunikan ini Provinsi Lampung telah memperoleh Sertifikat Indikasi Geografis (IG) Lada Hitam yang dikeluarkan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) RI.

Baca juga: Model Pendampingan Diperlukan untuk Meningkatkan Kualitas Petani

Sertifikat IG ini menunjukan bahwa komoditas lada Lampung memiliki reputasi kualitas yang baik dan menjadikan lada hitam sebagai komoditas unggulan Lampung.

Kapasitas produksi Gapoktan Cahaya Baru mencapai 100 hingga 150 kg per hari di musim panen raya dan 10-15 kg per hari di musim bukan panen raya dengan luas lahan 600 hektar.

Ilustrasi lada hitam bercampur dengan lada putih. PIXABAY/ CONGERDESIGN Ilustrasi lada hitam bercampur dengan lada putih.

Saat ini Gapoktan Cahaya Baru telah melakukan kegiatan ekspor melalui pihak ketiga dengan negara tujuan antara lain ke negara India, Kenya, Australia dan Jerman.

Melalui program Desa Devisa Klaster Lada Hitam Lampung, LPEI akan berperan dalam meningkatkan pengetahuan dan kompetensi para petani lada hitam sehingga nantinya mampu meningkatkan kualitas produksi serta menciptakan produk yang bernilai tambah yang sesuai dengan permintaan pasar global.

Baca juga: PERHEPI: Media Online Bisa Bantu Berdayakan Petani Indonesia

Direktur Eksekutif LPEI, Riyani Tirtoso menyampaikan bahwa melalui program Desa Devisa Klaster Lada Hitam, LPEI terus berupaya untuk memberikan pendampingan secara berkelanjutan kepada Gapoktan Kabupaten Lampung Timur sehingga mampu melakukan ekspor secara mandiri.

“Selain dari sisi pemberdayaan komunitas, program ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat dengan tetap melestarikan aspek sosial dan budaya masyarakat setempat. Kolaborasi LPEI dengan Kementerian terkait serta pemangku kepentingan di bidang komoditas lada hitam juga mendukung program Indonesia Spice Up The World," kata Riyani dalam siaran pers, Selasa (28/6/2022).

Adapun Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam kata sambutan menyampaikan, pihaknya sudah memiliki program Desa Devisa yang bekerjasama dengan LPEI.

"Ini sebagai percontohan, kami bekerjasama dengan Kabupaten Lampung Timur dengan komoditas pilihannya adalah lada hitam. Kami akan segera melakukan penetrasi pasar-pasar ekspor untuk lada hitam. Kami juga sampaikan terima kasih kepada LPEI," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com