JAKARTA, KOMPAS.com – Saat hendak melakukan sterilisasi kucing di klinik dokter hewan, mungkin kamu akan mendapat pertanyaan apakah sahabat bulu sudah pernah divaksin F3 atau Tricat sebelumnya?
Jika belum, kamu akan diminta untuk melakukan vaksinasi kucing terlebih dulu. Guna menghemat waktu, kamu mungkin memilih memvaksinasi dan mensterilisasi kucing berbarengan atau dalam satu waktu.
Baca juga: Ketahui Jenis-jenis Vaksin yang Dibutuhkan Oleh Kucing
Namun, menurut Krisna, dokter hewan yang berpraktik di Radhiyan Pet and Care cabang Buaran Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, mengatakan hal ini justru cukup membahayakan kesehatan kucing.
“Enggak boleh steril dan vaksin secara berbarengan karena kerja tubuh kucing akan sangat berat. Pertama, imun tubuh bekerja dengan banyak jenis infeksi,” jelasnya ketika ditemui Kompas.com, Senin (20/6/2022).
Adapun jenis infeksi yang dimaksud adalah dalam vaksinasi F3. Tubuh kucing akan disuntikkan virus rhinotracheitis, panleukopenia, dan calici.
Baca juga: Simak, Ini Persiapan Sebelum dan Sesudah Vaksin Rabies untuk Kucing
Jadi, ketika ada infeksi yang terjadi secara bersamaan, imun tubuh kucing akan terlalu lelah untuk menghadapi virus-virus tersebut.
“Biasanya, saran kami kalau mau sterilisasi kucing, sebaiknya divaksin dulu silakan. Jadi, divaksin seminggu sebelum pelaksanaan steril dengan catatan nafsu makan tetap baik, aktivitas lancar, dan tidak ada masalah diare,” tegas Krisna.
Baca juga: 6 Makanan Manusia yang Beracun untuk Kucing, Ini Bahayanya
Menurut Krisna, biasanya dokter hewan akan menyarankan melakukan vaksin F3 meski ada pula yang menyarankan F4.
Terlepas dari vaksin yang disarankan, kucing tetap sebaiknya harus divaksin terlebih dulu sebelum disteril.
“Sebenarnya, bisa enggak vaksin dulu dan langsung steril, tapi pasti ada perawatan ekstra di catatan dokter hewan,” ujar Krisna.
Baca juga: Ingin Sterilisasi Kucing? Simak Dulu Perawatan Sebelum dan Sesudahnya
Krisna menjelaskan, vaksin F3 memiliki tiga jenis virus yang paling sering menyerang kucing-kucing di Indonesia.
Salah satunya, rhinotracheitis. Virus ini paling sering menyerang kucing dan dianggap paling mematikan bagi anak kucing.
“Rhinotracheitis mengganggu saluran napas atas. Kalau kena, kucing bisa enggak mau makan, imun menurun, dan berujung pada kematian,” jelas Krisna
Baca juga: Ketahui Cara Kerja dan Pentingnya Vaksin untuk Kucing Peliharaan
Begitu pun calici sama-sama menyerang saluran napas atas, hanya saja penyakit ini disertai dengan radang mulut.
Virus ini bisa menyebabkan kucing enggan makan, susah menghirup aroma, dan berujung pada kematian. Untuk panleukopenia, virus ini menyerang saluran pencernaan.
“Kucing terlihat mudah makan, tetapi muntah dan diare. Ketika diare, mereka akan mengalami dehidrasi yang tinggi. Saat kondisi tubuh kering, mereka akan mati. Makanya sebelum steril, divaksin dulu,” lanjut Krisna.
Sebab, dalam proses sterilisasi, dokter hewan akan membuat luka yang memudahkan untuk infeksi lain masuk seperti virus-virus yang telah disebutkan sebelumnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.