Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Harus Mengganti Kasur? Ini Tanda-tandanya

Kompas.com - 24/01/2022, 10:18 WIB
Aniza Pratiwi,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi tempat pelepas lelah setelah seharian beraktifitas, kasur harus dibuat senyaman mungkin. Tak hanya merapikan saja, namun kasur juga harus diganti ketika keadaannya sudah tidak memungkinkan untuk menompang badan dengan baik.

Melansir dari Mind Body Green, Senin (24/1/2022), setiap kasur memiliki daya tahan atau jangka waktu yang berbeda-beda, sehingg ada baiknya untuk memeriksa ketentuan pabrikannya. 

Caroline Blazovsky, pendiri My Healthy Home  dan Ryan Blaser seorang ahli biologi bangunan dan konsultan lingkungan, setuju bahwa Anda hanya boleh memakai kasur untuk tidur setiap malam selama lima sampai 10 tahun secara rata-rata.

Baca juga: Cara Menjaga Kasur Tetap Bersih dan Higienis

Ilustrasi kasurSHUTTERSTOCK Ilustrasi kasur

Sebab, setelah itu, para ahli toksisitas mengatakan bahwa kasur cenderung menumpuk sel kulit mati dalam jumlah yang cukup besar.

"Karena kulit kita terus beregenerasi, kita kehilangan sekitar 500 juta sel kulit setiap hari dan sebagian besar dari mereka saat kita tidur di tempat tidur di malam hari," ungkap Blazovsky.

Namun, hal ini akan menjadi masalah kesehatan potensial begitu permukaan kasur mulai menarik tungau debu. Makhluk kecil kecil ini suka memakan sel-sel kulit mati dan menggali ke permukaan yang lembut untuk hidup, bereproduksi, dan  berkembang biak. 

Kasur busa cenderung lebih menjadi sarang tungau

Dalam satu studi tahun 2002, para peneliti di Norwegia utara menganalisis tempat tidur 152 anak sekolah dan menemukan kotoran tungau di lebih dari 40 persen jenis kasur tertentu yang disurvei.

 

Baca juga: Penyebab dan Cara Menghentikan Kebiasaan Kucing Naik ke Kasur

Kasur busa lembut cenderung lebih menjadi sarang tungau daripada kasur pegas yang lebih kencang.

Bersin, kulit gatal, dan hidung tersumbat adalah tanda-tanda alergi tungau debu. Tungau juga dapat memperburuk gejala pernapasan pada mereka yang menderita asma dan mengganggu kualitas tidur pada orang lain.

 

 

Jika Anda mengalami salah satu dari gejala-gejala ini saat bangun tidur dan memiliki kasur yang sudah lama tidak diganti, mungkin sudah waktunya untuk menggantinya.

Jika kasur Anda saat ini melorot di beberapa tempat, tidak nyaman untuk tidur, atau ada bau yang tertinggal, mungkin sudah saatnya untuk berinvestasi kasur yang baru. 

Baca juga: Menurut Feng Shui, Kasur Harus Diganti jika Terjadi 4 Peristiwa Ini

Ilustrasi kasur tanpa dipan.PEXELS/DIMTRY ZVOLSKIY Ilustrasi kasur tanpa dipan.

Bagaimana membuat kasur bertahan lebih lama?

Dengan perawatan dan pembersihan yang tepat, Anda dapat menghilangkan sebagian besar iritasi di kasur Anda dan memperpanjang umurnya dari lima tahun hingga hingga 10 tahun. 

Blazovsky mengatakan bahwa cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan membiasakan diri mencuci seprai dan menyedot debu kasur secara teratur.

Setiap satu hingga dua minggu, cuci seprai, sarung bantal, dan selimut ke dalam mesin cuci dengan panas tinggi, setidaknya dengan suhu 60 derajat celcius, untuk membunuh tungau dan bakteri.

Pastikan untuk mengeringkannya sepenuhnya sebelum meletakkannya kembali di tempat tidur.

Baca juga: Simak, Cara Menghilangkan Noda dan Bau Ompol pada Kasur

Blazovsky merekomendasikan untuk menggunakan penyedot debu filter HEPA di bagian atas dan samping kasur. Ini akan membantu mengekstrak sel-sel kulit mati yang telah masuk ke dalam kasur, sebelum menjadi sumber makanan bagi tungau debu yang lapar.

"Gunakan alat khusus untuk kasur Anda," dia memperingatkan.

Jangan gunakan yang sama dengan yang Anda gunakan di lantai di tempat tidur.

 

Selain cara mingguan ini, menutupi kasur dengan pelindung yang memiliki sifat antimikroba dan memutarnya setiap enam hingga 12 bulan juga akan membantunya tetap segar lebih lama. Terakhir, menjaga kebersihan kamar tidur akan mencegah debu dan zat iritan lainnya masuk ke tempat tidur Anda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com