Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penuhi Kebutuhan Perumahan untuk Masyarakat, Peran BTN Vital

Kompas.com - 17/01/2022, 19:11 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Rencana penambahan modal (rights issue) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk pada 2022 dinilai vital dalam mendukung industri perumahan atau properti yang menjadi salah satu lokomotif ekonomi selama pandemi.

Selain itu, penambahan modal BTN juga dibutuhkan dalam mendukung Program Sejuta Rumah dari pemerintah.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), penyaluran kredit sektor properti meningkat 4,6 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 1.104,6 triliun pada Oktober 2021.

Baca juga: Pengembang Diajak Pasarkan Kredit Agunan Rumah

Kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA) menyumbang porsi 50,92 persen dari total kredit properti, dengan pertumbuhan mencapai 9,6 persen (yoy).

Pertumbuhan kredit properti tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata kredit perbankan yang tercatat 3,24 persen pada periode yang sama. Hal ini menjadi tolak ukur sektor properti masih mampu bertahan, meskipun sektor ekonomi lain berguguran di tengah pandemi.

"Kalau kita lihat penjualan rumah melalui KPR masih bisa tumbuh positif di tengah pandemi. Selain itu, insentif pemerintah juga menyelamatkan kredit KPR yang sudah berjalan tidak macet. Makanya sektor properti masih bisa bertahan di tengah pandemi," ujar Ekonom Institut for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda dalam keterangannya, Senin (17/1/2022).

Menurut Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah, sektor properti berpeluang besar bangkit pada tahun ini akibat booming harga komoditas. Meski demikian, ada faktor Covid-19 yang masih menjadi penghambat sektor properti untuk melesat.

Baca juga: Kurangi Backlog Perumahan, BTN Gandeng Asosiasi Santri Developer NU

"Sayangnya saat harga komoditas meningkat kita masih terdampak pandemi sehingga kenaikan harga komoditas tidak langsung mendorong kenaikan sektor properti," tutur Piter.

Untuk itu, dia menegaskan kunci bagi sektor properti masih sama dengan sektor ekonomi lainnya, yaitu terkendalinya Covid-19.

"Kalau pemerintah mampu mencegah terjadinya gelombang tiga, pertumbuhan kredit properti akan lebih tinggi, di kisaran 9-10 persen," ujar Piter.

Potensi besar di industri properti pada 2022 dan tahun selanjutnya tetap membutuhkan dukungan oleh sektor perbankan. Dasarnya, sebagian besar penjualan properti masih mengandalkan kredit, baik KPR maupun KPA.

Ilustrasi rumah.Dok. DIREKTORAT RUK/ BAGIAN HUKUM DAN KOMUNIKASI PUBLIK DIREKTORAT JENDERAL PERUMAHAN KEMENTERIAN PUPR Ilustrasi rumah.

Selain itu, perbankan juga mendukung sektor properti melalui kredit konstruksi dan modal kerja bagi para developer.

Atas dasar itu, Piter menilai penguatan permodalan terhadap BTN sebagai pemain utama dalam kredit properti, khususnya di segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), harus dilakukan.

"BTN adalah ujung tombak pemerintah dalam program penyediaan rumah rakyat khususnya bagi kelompok masyarakat menengah bawah. Untuk itu penguatan permodalan BTN memang dibutuhkan," papar Piter.

Baca juga: Jadi Penyalur FLPP 2022, BTN Siapkan Ekosistem Digital Sektor Perumahan

Pada dasarnya, penambahan modal BTN melalui skema rights issue direncanakan digelar pada tahun ini. Pemerintah pun akan ikut serta dalam rights issue ini melalui penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 2 triliun.

Melalui PMN tersebut, maka kepemilikan pemerintah di BTN akan terjaga di angka 60 persen.

Selain itu, dukungan modal ini dibutuhkan dalam mendukung program sejuta juta rumah yang dicanangkan pemerintah. BTN pun telah merencanakan penyaluran KPR untuk lebih dari 1 juta rumah pada periode 2022 hingga 2025.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com