JAKARTA, KOMPAS.com - Tanaman pendamping adalah metodologi berkebun kuno, terutama untuk tanaman sayuran.
Ini adalah praktik yang melibatkan penanaman dua atau lebih tanaman yang berbeda di dekat satu sama lain untuk memperoleh beberapa jenis manfaat.
Dilansir dari The Spruce, Selasa (10/8/2021), manfaat itu bisa berupa pertumbuhan yang lebih kuat, hasil yang lebih tinggi, mengusir hama, atau menarik pemangsa hama umum.
Baca juga: 5 Jenis Hama yang Menyerang Tanaman Hidroponik
Sementara penelitian ilmiah mungkin tidak selalu setuju dengan mitos seputar penanaman pendamping, setidaknya itu menambah keragaman di kebun, yang dengan sendirinya dapat mengurangi masalah dan meningkatkan hasil.
Mempelajari tanaman mana yang akan dipasangkan sebagai pendamping membutuhkan sedikit coba-coba.
Misalnya, adas manis tampaknya berkecambah lebih baik bila ditanam dengan ketumbar, tetapi ketumbar tidak tumbuh dengan baik di sebelah adas manis.
Bawang putih menghalangi kumbang Jepang tetapi ketika ditanam terlalu dekat dengan apa pun di keluarga kacang polong dan buncis, hal itu akan menghambat pertumbuhan mereka.
Baca juga: Kebutuhan Sinar Matahari yang Diperlukan Tanaman Sayur dan Buah
Salah satu alasan kuat untuk mempraktekkan penanaman pendamping adalah kecenderungan tanaman tertentu untuk menarik serangga yang menguntungkan.
Serangga yang menguntungkan adalah serangga yang memakan hama taman umum, seperti kutu daun dan ulat. Serangga yang bermanfaat dianggap sebagai aspek baik dan merupakan alasan terbaik untuk tidak menyemprotkan insektisida secara sembarangan.