Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/03/2021, 16:27 WIB
Dian Reinis Kumampung,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber Petsit

JAKARTA, KOMPAS.com — Ikan betta atau yang biasa kita kenal sebagai ikan cupang adalah ikan berwarna cerah yang sering terlihat berenang sendirian di dalam toples bening, atau akuarium.

Ikan kecil ini tampak indah dengan warna-warna yang menakjubkan dan surainya yang berkibar bergelombang saat ia berenang di dalam air.

Untuk kamu pecinta ikan, berikut adalah fakta dan sejarah ikan cupang seperti dilansir dari laman Petsit, Kamis (25/3/2021).

Baca juga: Simak, Waktu yang Ideal untuk Memberi Makan Ikan Cupang

Sejarah

Cupang pertama kali ditemukan di Asia Tenggara. Ikan ini biasa membuat rumahnya di sawah, parit drainase, dan dataran banjir yang hangat di wilayah tersebut, cupang menjadi terbiasa dengan banjir badai yang sering terjadi dan kekeringan yang menghancurkan.

Ilustrasi ikan cupang.UNSPLASH/PIETRO JENG Ilustrasi ikan cupang.

Siklus, perubahan drastis di lingkungannya membantu ikan ini utuk beradaptasi menjadi ikan labirin sejati. Ikan labirin memiliki kemampuan unik untuk menghirup oksigen langsung dari udara dan juga mengambil oksigen dari insangnya.

Akibatnya, cupang dan ikan labirin lainnya dapat bertahan hidup dalam waktu singkat di luar air dan jika diperlukan, dapat menghirup udara di sekitarnya (asalkan tetap lembab).

Hal ini juga menjelaskan mengapa cupang dapat bertahan hidup dalam keadaan diam, kekurangan oksigen dan air.

Baca juga: Cara Mengatasi Ikan Cupang yang Tak Mau Makan Pelet

Meskipun cupang dapat mentolerir ruang kecil dan kualitas air yang buruk, cupang tumbuh paling baik di akuarium kecil (setidaknya 10 liter air) dengan penggantian air secara teratur. Suhu air yang disukai untuk ikan cupang adalah 24-27 derajat celsius.

Arti nama betta

Cupang mendapatkan namanya dari klan prajurit kuno, yang disebut "Bettah". Ikan tersebut diberi nama ini setelah ikan aduan menjadi populer pada pertengahan tahun 1800-an.

Faktanya, olahraga ini menjadi sangat terkenal di Thailand sehingga mantan Raja Siam telah mengatur dan mengenakan pajak. Penonton pertandingan mendasarkan taruhan mereka pada keberanian ikan, bukan kerusakan yang ditimbulkan oleh pemenang.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com