JAKARTA, KOMPAS.com - Pengomposan adalah cara ramah lingkungan untuk memecah bahan organik sehingga unsur hara dapat dimasukkan ke dalam tanah Anda.
Hal ini tidak hanya menguntungkan taman tetapi juga membantu menjaga sampah organik yang berguna keluar dari tempat pembuangan sampah lokal Anda.
Dilansir dari Hunker, Jumat (12/3/2021), meskipun pengomposan adalah cara yang bagus untuk mengubah halaman dan sisa makanan menjadi sesuatu yang bermanfaat, tidak semua benda dari rumah Anda dapat dijadikan kompos.
Baca juga: 8 Manfaat Ampas Kopi, Tak Cuma Jadi Pupuk dan Kompos Tanaman
Nyatanya, beberapa bahan sebenarnya dapat membahayakan mikroorganisme yang memungkinkan pengomposan.
Agar berhasil membuat kompos bahan organik, Anda perlu menciptakan lingkungan yang ramah terhadap mikroba baik yang memecah banyak hal.
Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan mengolah limbah "cokelat" (kaya karbon) dan "hijau" (kaya nitrogen) yang seimbang. Idealnya, Anda menginginkan sekitar tiga bagian bahan coklat hingga satu bagian hijau.
Bahan berwarna cokelat biasanya berasal dari sampah pekarangan dan termasuk bahan seperti daun-daun berguguran, jerami dan serbuk gergaji, sedangkan bahan hijau termasuk barang-barang seperti sisa dapur.
Baca juga: Begini Cara Membuat Teh Kompos dari Rumput Liar
Banyak bahan organik berwarna hijau saat segar tetapi kehilangan nitrogen seiring bertambahnya usia dan menjadi cokelat saat mengering, seperti potongan rumput yang berwarna hijau saat pertama dipotong tetapi berubah menjadi cokelat seiring dengan berlalunya waktu.
Perlu dicatat bahwa tidak semuanya dapat diurutkan berdasarkan warna. Misalnya, pupuk kandang berwarna coklat tetapi dianggap hijau pengomposan karena tinggi nitrogen.
Perhatikan apakah bahan kompos Anda berwarna hijau atau coklat sebelum memasukkannya ke dalam wadah kompos untuk menjaga rasio yang sehat.
Jika Anda melihat kompos mulai berbau tidak sedap, campurkan lebih banyak cokelat kering. Selain itu, ingatlah untuk meletakkan bahan yang lebih besar, seperti tongkat, di bagian bawah tumpukan untuk membantu meningkatkan aliran udara.
Beberapa hal terbaik yang dapat Anda tambahkan ke tempat sampah atau tumpukan kompos adalah potongan rumput karena sangat cepat berubah dari hijau kaya nitrogen menjadi cokelat kaya karbon.
Kebanyakan herbisida dan pestisida cepat rusak, sehingga Anda dapat membuat kompos rumput yang belum disemprotkan baru-baru ini.
Hindari menambahkan rumput atau sampah pekarangan lainnya yang telah diolah secara kimiawi dalam beberapa minggu terakhir, karena dapat merusak mikrobioma tumpukan kompos Anda.
Selain itu, pastikan untuk mencampur rumput dengan bahan lain dengan baik untuk mencegahnya saling menempel dan memadatkan menjadi alas keras yang tidak akan membiarkan oksigen masuk dan dengan demikian tidak akan rusak sama sekali.
Menambahkan terlalu banyak potongan rumput segar atau gagal mencampurkan potongan rumput dapat menyebabkan tumpukan kompos yang sangat bau.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.