Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gencatan Senjata 4 Hari Israel-Hamas Resmi Dimulai

Kompas.com - 24/11/2023, 14:30 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

JALUR GAZA, KOMPAS.com - Gencatan senjata selama empat hari dalam perang Israel-Hamas resmi dimulai pada Jumat (24/11/2023) pukul 07.00 waktu setempat atau 12.00 WIB.

Kesepakatan gencatan senjata Israel-Hamas kali ini terwujud atas upaya negosiasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS).

Ini menjadi jeda pertempuran pertama dalam perang tujuh pekan yang telah menewaskan belasan ribu orang di kedua belah pihak.

Baca juga: Jelang Gencatan Senjata, Israel Serang Sekolah PBB, 30 Pengungsi Tewas

Dalam gencatan senjata tersebut, sejumlah sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza akan dibebaskan dengan imbalan juga tahanan Palestina di Israel.

Sebagaimana dilaporkan AFP, menurut mediator Qatar, sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata, sebanyak 13 perempuan dan anak-anak yang disandera di Gaza akan dibebaskan pada pukul 16.00 waktu setempat atau pukul 21.00 WIB, diikuti oleh sejumlah tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.

Selama empat hari, setidaknya 50 sandera diperkirakan akan dibebaskan, menyisakan sekitar 190 sandera yang masih berada di tangan militan Palestina.

Sebagai gantinya, 150 tahanan Palestina diperkirakan akan dibebaskan.

Bagi 2 juta lebih penduduk Gaza, kesepakatan ini membawa harapan akan adanya kelonggaran dari pengeboman Israel yang telah berlangsung selama berminggu-minggu.

Pemerintah Hamas di wilayah tersebut mengatakan bahwa perang sejauh ini telah menewaskan sekitar 15.000 orang dan membuat banyak orang mengungsi.

Saat fajar menyingsing, ribuan orang yang telah mengungsi ke daerah-daerah di dekat perbatasan Gaza dengan Mesir bersiap-siap untuk kembali ke desa-desa mereka. Salah satunya adalah Omar Jibrin (16).

Baca juga: Israel dan Hamas Akan Memulai Gencatan Senjata 4 Hari pada Jumat Pagi

Beberapa menit setelah gencatan senjata diberlakukan, Omar keluar dari rumah sakit di bagian selatan yang belakangan ia gunakan sebagai tempat mengungsi bersama delapan anggota keluarganya.

"Saya akan pulang," katanya kepada AFP saat memulai perjalanan.

Namun, pesawat-pesawat tempur Israel di atas Gaza selatan menjatuhkan selebaran yang memperingatkan warga untuk tidak kembali ke utara.

"Perang belum berakhir. Kembali ke utara dilarang dan sangat berbahaya!!!" demikian bunyi selebaran itu.

Sementara itu, Militer Israel mengeklaim, sekitar 15 menit setelah gencatan senjata dimulai, sirene peringatan akan adanya roket masuk berbunyi di beberapa komunitas di sepanjang perbatasan Israel dengan Gaza. Mereka tidak memberikan memberikan rincian lebih lanjut tentang hal itu.

Jumlah pasti korban jiwa dalam perang tersebut tidak dapat dipastikan secara independen, namun bagi banyak keluarga Palestina dan Israel, gencatan senjata tersebut datang terlambat.

"Hal terakhir yang dia katakan kepada saya adalah bahwa dia menunggu gencatan senjata pada  hariJumat," kata Fida Zayed, seorang warga Gaza yang putranya, Udai (20) terbunuh dalam serangan udara baru-baru ini.

"Yang hidup di sini adalah mereka yang sudah mati," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Terkini Lainnya

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Senator AS Apresiasi Sikap Biden Tak Jadi Kirim Bom Seberat 907 Kg untuk Israel

Global
Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Untuk Pertama Kalinya, Pejabat Militer Pentagon Mundur karena Perang Gaza

Global
Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Jutaan Migran Tak Bisa Memilih dalam Pemilu Terbesar di Dunia

Internasional
Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Pesawat Tempur Israel Mengebom Kamp Pengungsi Nuseirat, 14 Tewas Termasuk Anak-anak

Global
AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

AS Tak Percaya Terjadi Genosida di Gaza

Global
AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

AS Hancurkan Sebagian Jembatan Baltimore yang Ambruk untuk Bebaskan Kapal Terjebak

Global
Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com