Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Perempuan Islandia Mogok Kerja demi Kesetaraan, Termasuk Perdana Menteri

Kompas.com - 27/10/2023, 13:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber CNN

REYKJAVIK, KOMPAS.com - Ribuan perempuan di seluruh Islandia, termasuk perdana menteri, melakukan mogok kerja pada Selasa (24/10/2023).

Mogok dilakukan sebagai bagian dari kampanye yang mendorong kesetaraan gender yang lebih besar.

Ini menandai ketujuh kalinya perempuan di Islandia melakukan mogok kerja atas nama kesetaraan gender, kata penyelenggara kampanye di situs resmi mereka.

Baca juga: Kebakaran Hutan di Kanada Telah Hanguskan 10 Juta Ha Tahun Ini, Setara Luas Portugal atau Islandia

Aksi pertama terjadi pada tanggal 24 Oktober 1975.

Pemogokan tersebut, yang dikenal sebagai “Hari Libur Perempuan” atau “Kvennafrí” dalam bahasa Islandia, diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran tentang diskriminasi upah sistemik dan kekerasan berbasis gender yang dihadapi oleh perempuan di Islandia.

Dilansir dari CNN, beberapa sekolah dan perpustakaan di negara Skandinavia tidak dibuka pada Selasa, menurut lembaga penyiaran layanan publik Islandia, RÚV.

Hanya satu cabang bank yang dibuka di seluruh pulau. Liputan terkait bank tersebut juga telah dikurangi karena banyak jurnalis perempuan yang ikut serta dalam pemogokan tersebut.

Klinik medis di wilayah ibu kota hanya menangani keadaan darurat selama pemogokan, yang akan berakhir pada tengah malam waktu setempat.

Di ibu kota Reykjavík, ribuan perempuan berkumpul pada Selasa sore di Arnarholl, sebuah bukit di sebelah pusat kota.

Salah satu orang yang paling terkenal dalam pemogokan ini adalah perdana menteri negara tersebut, Katrin Jakobsdottir, yang tidak melaksanakan tugas resminya pada Selasa.

Baca juga: Inggris dan Islandia Pernah Berperang gara-gara Ikan, dan London Kalah

Jakobsdottir menunda rapat kabinet yang semula dijadwalkan pada Selasa, seraya menegaskan kemba#li bahwa dia ingin menunjukkan solidaritasnya terhadap perempuan Islandia.

Pegawai perempuan yang merupakan dua pertiga dari staf di kantor perdana menteri Islandia semuanya berpartisipasi dalam pemogokan dan tidak masuk kerja.

Baca juga: Profil Guoni Thorlacius Johannesson, Presiden Islandia

Saat wawancara dengan stasiun radio lembaga penyiaran layanan publik, Jakobsdottir menekankan bahwa perjuangan untuk kesetaraan gender masih berjalan terlalu lambat. Perlu lebih banyak aksi untuk meningkatkan kesadaran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com