Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ke Mana Orang-orang Rusia Pergi Selain ke Bali karena Perang Ukraina?

Kompas.com - 07/06/2023, 12:31 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

BALI, KOMPAS.com - Ratusan ribu orang Rusia diperkirakan telah meninggalkan negara mereka sejak dimulainya invasi besar-besaran ke Ukraina.

BBC menyelisik siapa mereka, ke mana mereka pergi, dan mengapa mereka pergi.

Svetlana berusia 30-an awal dan berasal dari sebuah kota kecil.

Baca juga: Muncul Peringatkan Bahaya di PLTN Zaporizhzhia, Warga Rusia Kedapatan Sedang Dievakuasi

Dia pindah ke Moskwa pada usia 18 tahun untuk belajar fisika di universitas.

Setelah lulus, ia bekerja sebagai manajer produk untuk berbagai perusahaan.

"Saya tidak pernah berpikir saya harus pergi, saya berencana untuk pensiun di Moskwa. Saya mencintai Rusia dan saya menikmati hidup saya," katanya.

Banyak orang Rusia telah pergi bahkan sebelum perang Ukraina, termasuk mereka yang tidak setuju dengan aneksasi Moskwa atas Crimea pada 2014 dan dengan undang-undang baru yang semakin memudahkan negara untuk menghukum perbedaan pendapat.

Banyak yang bermukim di negara-negara Baltik dan negara-negara Uni Eropa lainnya, serta di Georgia.

Bagi Svetlana, invasi besar-besaran ke Ukraina pada tahun 2022 adalah titik balik.

"Ketika perang dimulai, saya menyadari bahwa itu tidak akan segera berakhir dan juga bahwa orang-orang tidak akan turun ke jalan untuk memprotes. Saya merasa baik secara emosional maupun rasional bahwa masuk akal untuk pergi," ujarnya.

Perempuan itu sekarang berada di Beograd, ibu kota Serbia.

"Saya ingin jauh-jauh dari pihak berwenang sejauh mungkin," jelasnya.

Banyak orang Rusia juga merasakan yang Svetlana rasakan.

Baca juga: Finlandia Resmi Gabung NATO, Warga Rusia: Cari Gara-gara Dia

Gelombang pertama emigrasi terjadi pada bulan Maret dan April tahun lalu.

Para emigran baru mengatakan kepada BBC bahwa mereka menentang perang, dan kecewa tidak banyak orang Rusia yang turun ke jalan untuk memprotesnya.

Mereka merasa terisolasi dan dalam bahaya, sehingga berpikir lebih aman untuk hengkang dari Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin memulai mobilisasi militer pada September 2022.

Meskipun pemerintah menyebut mobilisasi itu "parsial", pada kenyataannya itu berarti kebanyakan laki-laki dewasa dapat dikenai wajib militer.

Belakangan muncul banyak laporan tentang pelatihan yang buruk dan peralatan yang tidak memadai bagi para kadet wamil yang baru.

Banyak pria dan keluarga mereka mulai pergi berbondong-bondong, hingga terbentuk antrean panjang berhari-hari di perbatasan Rusia dengan Georgia dan Kazakhstan.

Juru bicara resmi Presiden Rusia, Dmitry Peskov menyangkal ada eksodus warga Rusia untuk menghindari wajib militer.

Pada bulan April, pemerintah Rusia menerapkan "panggilan online", di mana nama wajib militer baru dapat ditambahkan ke daftar digital alih-alih menyerahkan surat panggilan dengan tangan.

Peskov juga menyangkal kalau sistem baru itu dirancang untuk menghentikan aliran orang yang pergi.

Baca juga: Media Asing Sebar Kabar Bali Usul Cabut Visa on Arrival untuk Warga Rusia dan Ukraina

Berapa banyak warga Rusia yang pergi dan ke mana?

Tidak ada angka pasti tentang berapa banyak orang yang telah meninggalkan Rusia, tetapi perkiraan bervariasi dari ratusan ribu hingga beberapa juta orang.

Pada bulan Mei, Kementerian Pertahanan Inggris memperkirakan 1,3 juta orang telah meninggalkan Rusia pada tahun 2022.

Perkiraan angka lain dari berbagai sumber mengonfirmasi tren tersebut.

Majalah Forbes mengutip sumber-sumber di dalam pemerintah Rusia yang mengatakan bahwa antara 600.000 dan 1.000.000 orang pergi pada tahun 2022.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com