Tapi kantor cabang Nongshim di Australia menegaskan bahwa produk yang dijual di Taiwan berbeda dengan yang beredar di Australia.
Mereka juga mengatakan, produk di Australia tidak menggunakan bahan baku yang difumigasi dengan etilen oksida yang jadi perhatian di Taiwan.
Sejak tahun 2003, Australia sudah melarang penggunaan senyawa ini, termasuk untuk mengontrol hama pada proses penyimpanan bahan makanan, seperti bumbu-bumbuan, karena kekhawatiran akan dampaknya pada kesehatan.
Juru bicara Departemen Pertanian Australia, yang bertanggung jawab menguji makanan impor, mengatakan mi instan yang masuk ke negaranya sudah diperiksa melalui penilaian label makanan dan dinyatakan memenuhi syarat.
Tapi apa yang terjadi di Taiwan memicu kekhawatiran di Australia, sehingga ada imbauan untuk menguji bahan kimia pada produk-produk makanan yang diimpor ke Australia.
Dr Mariann Llyod-Smith dari lembaga National Toxic Network di Australia mengatakan, Departemen Pertanian memang sudah menguji 108 bahan kimia, tetapi senyawa etilen oksida perlu dimasukkan dalam daftar.
Baca juga: YLKI Minta BPOM Audit dan Investigasi Produk Indomie yang Ditarik Taiwan
Lembaga regulator makanan, Food Standards Australia New Zealand (FSANZ) mengatakan, kekhawatiran penggunaan etilen oksida pada makanan muncul ketika ada bukti, yang menunjukkan pemaparan terhadap senyawa kimia ini secara terus menerus dalam waktu lama dapat menyebabkan kanker.
Tetapi FSANZ mengatakan, kekhawatiran utama soal senyawa ini adalah dampaknya bagi kesehatan jika terpapar di tempat kerja.
"Dampak kesehatan sangat tidak mungkin terjadi di luar tempat kerja yang menggunakan gas etilen oksida," kata FSANZ.
Sementara kelompok hak konsumen di Eropa, Foodwatch, sepertinya memiliki posisi yang lebih konservatif.
Dalam pernyataannya, mereka mengatakan "tidak ada tingkat pemaparan yang aman bagi konsumen yang dapat ditentukan, karenanya seberapa pun tingkat pemaparannya terhadap konsumen memiliki potensi risiko bagi mereka".
Pada 2021, kekhawatiran akan bahan kimia ini pernah muncul di Eropa, ketika terdeteksi ratusan kali di berbagai produk makanan, terutama pada wijen asal India yang diimpor ke berbagai negara.
Eropa sendiri sudah melarang penggunaan etilen oksida pada produk makanan sejak tahun 1991.
Baca juga: Malaysia Tarik Indomie Rasa Ayam Spesial Usai Temuan Zat Pemicu Kanker
Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat menyatakan, tingkat pemaparan bahan kimia terhadap warga biasanya lebih rendah daripada yang berpotensi menyebabkan masalah kesehatan.
Mereka menjelaskan dampak kesehatan akibat terpapar senyawa ini di kalangan pekerja dapat mencapai puluhan ribu kali ketimbang warga pada umumnya.