Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Didakwa, Jadi Presiden AS Pertama yang Terjerat Kasus Kriminal

Kompas.com - 31/03/2023, 09:39 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Dewan juri New York pada Kamis (30/3/2023) telah memutuskan untuk mendakwa mantan Presiden AS Donald Trump atas pemberian uang tutup mulut yang dilakukan kepada seorang bintang porno selama kampanyenya tahun 2016.

Keputusan ini menjadikan Trump sebagai presiden atau mantan presiden Amerika Serikat pertama yang hadapi dakwaan kriminal.

Dakwaan terhadap politisi Partai Republik berusia 76 tahun itu pun diyakini akan mengguncang persaingan menuju Gedung Putih yang tengah diupayakan kembali oleh Donald Trump.

Baca juga: Resmi, Trump Akan Didakwa Menyuap Bintang Porno

Dia sendiri telah menyangkal semua tuduhan terkait pembayaran uang suap menjelang pemilu 2016 tersebut.

The New York Times melaporkan, dakwaan kejahatan yang diajukan oleh kantor kejaksaan Manhattan tersebut kemungkinan akan diumumkan dalam beberapa hari mendatang.

Surat kabar tersebut mengutip keterangan dari empat orang yang mengetahui hal itu.

Sebelumnya, pada 18 Maret lalu, Trump sempat menyatakan bahwa dirinya kemungkinan akan ditangkap dalam beberapa hari ke depan terkait kasus pemberian uang suap kepada Stormy Daniels.

Trump dilaporkan telah memberikan uang senilai 130.000 dollar AS kepada bintang porno itu beberapa pekan sebelum hari pemilu 2016. Pemberian uang dimaksudkan untuk mencegah Stormy Daniels mengungkap hubungan seksnya dengan Trump satu dekade sebelumnya ke muka publik.

Baca juga: Kemungkinan Dakwaan untuk Trump Mundur Paling Cepat 24 April 2023

Dalam perkiraan pendakwaannya, Trump kemudian menyerukan kepada para pendukungnya untuk berunjuk rasa dan menyampaikan peringatan ancaman bahwa hal itu dapat berujung pada “potensi kematian dan kehancuran” yang dapat menjadi bencana besar bagi AS.

Tetapi, setelah berhari-hari tanpa kejelasan, yang membuat New York bersiap menghadapi gelombang protes, panel dewan juri kembali dikumpulkan jaksa Manhattan untuk menimbang apakah perlu kembali mendengarkan saksi sebelum memutuskan ada tidaknya dakwaan. Kemudian, prospek pendakwaan pada saat itu mulai surut.

Dikutip dari AFP, Kantor Kejaksaan Distrik Manhattan Alvin Bragg mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menghubungi pengacara Trump pada Kamis malam guna mengkoordinasikan penyerahan mantan Presiden AS untuk dakwaan di New York.

Trump tidak segera berkomentar di akun Truth Social-nya, menyusul laporan tentang keputusan dewan juri untuk mendakwanya.

Meski demikian, putra Donald Trump, Eric Trump, mengecam dakwaan itu sebagai sebagai balas dendam yang ditujukan untuk menggagalkan kampanyenya pada pemilihan presiden 2024.

Dia mengatakan, keputusan dewan juri untuk mendakwa Trump sebagai sebuah penargetan oportunistik seorang lawan politik.

Baca juga: New York Masih Menunggu Apakah Trump Ditangkap atau Tidak

Mantan pengacara Trump, Michael Cohen, yang bersaksi di hadapan dewan juri, memberi tahu Kongres pada 2019 bahwa dirinya memberi sejumlah uang kepada Daniels atas nama Trump yang kemudian diganti.

Jaksa mengatakan, cek tersebut tidak terdaftar dengan benar, dan dewan juri diminta mempertimbangkan apakah laporan keuangan tersangka juga merupakan bagian dari upaya menutup-nutupi sesuatu, yang dimaksudkan untuk menguntungkan kampanye pemilu Trump dengan mengubur skandal itu.

Penyelidikan di New York adalah yang pertama, yang mencapai sebuah keputusan pendakwaan dari tiga kasus penyelidikan terhadap Trump.

Dilaporkan AFP, Trump juga menghadapi penyelidikan kasus kejahatan di Georgia terkait dengan pemilu AS 2020 dan di Washington terkait serangan para pendukungnya ke gedung Kongres AS, Capitol Hill, pada 6 Januari 2021, yang berharap dapat mempertahankan Trump sebagai presiden setelah kalah dalam pemilu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com