Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lagi, PRT Asal Indonesia Jadi Korban Kekerasan di Singapura, Disiam Air Panas, Disetrika, dan Dipukul Besi

Kompas.com - 11/03/2023, 10:18 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com – Pekerja rumah tangga (PRT) asal Indonesia kembali menjadi korban kekerasan di Singapura.

Kali ini, peristiwa memilukan itu dialami oleh perempuan WNI bernama Heni Rahayu yang berusia 27 tahun.

Setelah seminggu bekerja, dia sempat mengatakan kepada pemilik rumah ingin kembali ke pihak agen atau penyalur dengan alasan istri dan putri majikannya itu tak pernah puas dengan kinerjanya. 

Baca juga: Malaysia Tangkap Penyelundup WNI untuk Jadi PRT, Ungkap Biaya yang Dipatok

Namun, alih-alih dikirim kembali seperti yang dia minta, PRT asal Indonesia tersebut malah disiksa oleh ketiganya. 

Ini termasuk, dia pernah disiram cairan panas, ditempel setrika panas, dan dipukul dengan batang besi.

Seorang tetangga akhirnya menelepon polisi setelah sering mendengar teriakan dari PRT tersebut.

Pada Selasa (7/3/2023), ketiga majikan Heni dijatuhi hukuman penjara oleh pengadilan di Singapura.

Tan Pei Ling (46) dijatuhi hukuman 20 bulan penjara dan diperintahkan untuk membayar kompensasi kepada korban sebesar 20.000 dollar Singapura.

Dia mengaku bersalah atas dua dakwaan, dengan tiga dakwaan lainnya dipertimbangkan.

Sementara itu, ibunya, Tan Ai Tee (68) dijatuhi hukuman sembilan bulan penjara dan perintah membayar kompensasi sebesar 2.500 dollar Singapura.

Dia mengakui satu dakwaan dengan sengaja menyebabkan luka dengan alat pemotong, dengan dua dakwaan lainnya dipertimbangkan.

Sedangkan, ayah Pei Ling, Tan Huat (70) dijatuhi hukuman penjara tiga minggu dan harus membayar 500 dollar Singapura sebagai kompensasi atas satu tuduhan dengan sengaja melukai PRT.

Baca juga: Bunuh WNI di Singapura, Pria Bangladesh Dijatuhi Hukuman Mati

Dipekerjakan sejak 2020

Huat disebut mempekerjakan korban, Heni Rahayu, sejak Januari 2020.

Heni ditugasi untuk melakukan pekerjaan rumah bagi keluarga yang tinggal di sebuah flat Ang Mo Kio itu.

Mirisnya, dia biasanya mulai bekerja pada pukul 06.00 pagi dan baru bisa tidur pada pukul 02.00 hingga 04.00.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Warga Thailand Pakai Boneka Doraemon dalam Ritual Panggil Hujan, Kok Bisa?

Global
Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com