Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Pemilu Nigeria Rupanya Penting bagi Jerman, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 25/02/2023, 10:15 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

ABUJA, KOMPAS.com - Nigeria adalah ekonomi terbesar di Afrika dan negara dengan penduduk terpadat. Pengaruh negara itu di Uni Afrika sangat besar dalam isu-isu internasional, apakah itu perubahan iklim atau perang Rusia di Ukraina.

"Kami ingin bekerja lebih dekat dengan mitra penting ini karena Nigeria adalah suara Afrika yang membawa bobot internasional," kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock ketika berkunjung ke negara itu Desember 2022. Jerman ketika itu mengembalikan artefak rampasan Inggris dari Nigeria, yang dulu kemudian dijual ke museum-museum Jerman.

Kalangan pengamat menilai, pemilu di Nigeria kali ini sangat penting, justru untuk situasi di kawasan dan di kancah internasional. "Ini adalah pertama kalinya kami mengadakan pemilu dalam keadaan ketidakpastian umum. Integritas teritorial Nigeria dipertaruhkan," kata Nkwachukwu Orji dari Universitas Nigeria.

Kelompok separatis dan geng kriminal di selatan, konflik berdarah antara petani dan penggembala di Nigeria tengah, serta teror ekstremis Islam di utara telah menjerumuskan sebagian besar negara ke dalam kekacauan.

Baca juga: Nigeria Krisis Uang Tunai gara-gara Uang Kertas Baru, Antrean ATM Berjam-jam

Ketegangan meningkat di tengah persaingan ketat

Pengamat politik di Berlin dan ibu kota Eropa lainnya khawatir situasinya bisa semakin memburuk. Pemilu kali ini diperebutkan dengan sangat ketat, karena Presiden Nigeria Muhammadu Buhari harus mundur setelah menjabat dua periode.

Ada tiga calon yang bersaing untuk merebut kursi presiden. Bola Tinubu dari All Progressives Congress yang berkuasa, mantan Wakil Presiden Atiku Abubakar dari People's Democratic Party, dan pengusaha kaya Peter Obi yang maju untuk Partai Buruh, politisi yang sangat populer di kalangan pemilih muda.

Dalam kunjungannya ke Nigeria, Menlu Jerman Annalena Baerbock menjanjikan kerja sama lebih luas dengan kalangan NGO NigeriaANNETTE RIEDL/DPA/PICTURE ALLIANCE via DW INDONESIA Dalam kunjungannya ke Nigeria, Menlu Jerman Annalena Baerbock menjanjikan kerja sama lebih luas dengan kalangan NGO Nigeria

"Hasil pemilu di Nigeria sulit diprediksi. Beberapa kali dalam sejarah Nigeria, ada ketakutan akan kekerasan setelah pemilu, dan tidak terjadi apa-apa," kata Lynda Iroulo dari Universitas Georgetown di Amerika Serikat. Tahun 2015 misalnya, Presiden Nigeria saat itu Goodluck Jonathan melepaskan kekuasaan secara damai setelah kalah dalam pemilu, sekalipun sebelumnya dikhawatirkan akan pecah kerusuhan.

Memang jika pemerintah baru gagal terbentuk atau situasinya menjadi kacau balau, akan ada konsekuensi serius bagi negara-negara Barat, terutama di Eropa. "Migrasi akan menjadi masalah besar. Sudah banyak orang yang pergi. Ini menunjukkan betapa kecilnya kepercayaan mereka, bahwa negara akan melindungi rakyatnya," kata Nkwachukwu Orji kepada DW.

Baca juga: Jerman Kembalikan Artefak Jarahan Tentara Inggris ke Nigeria, Perunggu Kerajaan Benin

Mitra dagang penting bagi Jerman

Komunitas bisnis Jerman sedang menantikan perubahan kekuatan yang akan datang di Nigeria, terlepas dari siapa yang pada akhirnya memenangkan perlombaan. "Semua kandidat yang mencalonkan diri lebih ramah bisnis daripada pemerintah saat ini," kata Christoph Kannengiesser dari Asosiasi Bisnis Jerman-Afrika.

Dia sendiri melihat potensi besar untuk kerja sama yang lebih erat. Nigeria adalah mitra dagang terpenting kedua bagi perusahaan Jerman di Afrika sub-Sahara setelah Afrika Selatan. "Nigeria adalah pasar yang sulit tetapi menarik bagi perusahaan Jerman," kata Kannengiesser kepada DW.

Politisi dan kalangan bisnis saat ini tertarik untuk mengembangkan kerja sama dalam energi terbarukan. Jerman ingin menjadi negara netral iklim pada 2045. Untuk mencapai tujuan itu, Jerman sangat membutuhkan hidrogen hijau, yang juga dapat disediakan oleh Nigeria.

Baca juga: Hakim di Nigeria Jatuhkan Vonis Hukuman Mati pada Ulama Atas Kasus Penistaan Agama

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com