KOMPAS.com – Jumlah korban tewas dalam gempa Turkiye dan Suriah terus bertambah.
Terbaru, Kantor berita Reuters melaporkan angkanya mencapai 41.232 orang.
Ini terdiri dari 35.418 orang ditemukan tewas di Turkiye dan 5.814 orang di Suriah.
Jumlah korban tewas di Turkiye dilaporkan oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Baca juga: Gelombang Kedua Bantuan Indonesia untuk Gempa Turkiye Sudah Tiba
Sementara, jumlah korban tewas di Suriah akibat gempa berdasarkan penghitungan Reuters dari laporan media pemerintah Suriah dan badan PBB.
Jumlah ini pun disebut dapat bertambah mengingat proses evakuasi korban masih dilanjutkan, meski tidak semasif sepekan pertama setelah gempa.
Di tengah upaya pencarian dan penyelamatan, kerusuhan dilaporkan telah berlangsung di Turkiye selatan.
Tim SAR Jerman dan tentara Austria sampai menghentikan operasi pencarian pada Sabtu (11/2/2023) karena terjadi bentrokan antara kelompok yang tidak disebutkan namanya.
Keamanan diperkirakan akan memburuk karena persediaan makanan berkurang, kata seorang penyelamat.
Hampir 50 orang telah ditangkap karena menjarah dan beberapa senjata disita, sebut media lokal.
Baca juga: 10 Gempa Paling Mematikan di Abad Ke-21: Dari Aceh, Turkiye, sampai Yogyakarta
Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan dirinya akan menggunakan kekuatan darurat untuk menghukum siapa pun yang melanggar hukum.
Seorang juru bicara militer Austria mengatakan pada Sabtu pekan lalu, bahwa bentrokan antara kelompok tak dikenal di Provinsi Hatay telah menyebabkan puluhan personel dari Unit Penanggulangan Bencana Pasukan Austria mencari perlindungan di sebuah kamp dengan organisasi internasional lainnya.
"Ada peningkatan agresi antarfaksi di Turkiye. Peluang menyelamatkan nyawa tidak memiliki hubungan yang masuk akal dengan risiko keselamatan," kata Letnan Kolonel Pierre Kugelweis dalam sebuah pernyataan, dikutip dari BBC.
Beberapa jam setelah Austria menghentikan upaya penyelamatannya, Kementerian Pertahanan Austria mengatakan bahwa tentara Turkiye telah turun tangan untuk memberikan perlindungan sehingga operasi penyelamatan dilanjutkan.
Kelompok pencarian dan penyelamatan ISAR cabang Jerman dan Badan Federal untuk Bantuan Teknis (TSW) Jerman juga menghentikan operasi, dengan alasan masalah keamanan.