Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden dan Trump Disebut Tangani Dokumen Rahasia secara Tidak Pantas

Kompas.com - 24/01/2023, 15:45 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Veronica Balderas Iglesias/VOA Indonesia

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sebuah jajak pendapat baru menunjukkan 64 persen warga Amerika percaya bahwa penanganan dokumen rahasia oleh Presiden AS Joe Biden “tidak pantas.”

Hasil jajak pendapat ABC/Ipsos itu dirilis sementara ditemukan lebih banyak dokumen rahasia di kediaman Biden.

Serangkaian catatan dan enam dokumen lagi dengan tanda rahasia ditemukan oleh FBI setelah penggeledahan rumah Presiden Joe Biden di Delaware pada hari Jumat (20/1/2023). Penggeledahan tersebut dilakukan dengan persetujuan pemimpin AS itu.

Baca juga: Biden Akui Dokumen Rahasia AS Ditemukan di Perpustakaan Pribadinya

Beberapa dokumen berasal dari masa ketika Biden menjabat sebagai senator. Hal itu kemungkinan karena kesalahan pengarsipan, kata Senator Demokrat Chris Coons, dalam wawancara televisi ABC This Week.

“Karena masalah yang ditangani lebih penting, dan terkadang lebih rahasia, volumenya menjadi lebih tinggi. Jadi, saya pikir itu tidak disengaja. Menurut saya, ini juga bukan masalah yang membuat warga Amerika terancam,” ujarnya.

Jajak pendapat ABC/NEWS Ipsos, yang dilakukan sebelum terungkapnya penemuan terbaru oleh FBI, menunjukkan bahwa 64 persen warga Amerika merasa bahwa Presiden Biden bertindak tidak pantas dalam menangani dokumen rahasia.

Namun, 77 persen publik yang disurvei, menganggap penanganan materi rahasia mantan Presiden Donald Trump yang disimpan di rumahnya di Florida setelah meninggalkan Gedung Putih bahkan lebih serius.

Kedua pemimpin itu saat ini sedang diselidiki oleh jaksa khusus yang ditunjuk oleh Departemen Kehakiman.

Sehari sebelum penggeledahan FBI, Presiden Biden menegaskan kembali bahwa dia bekerja sama penuh dengan otoritas terkait. “Saya pikir tidak akan ditemukan apa-apa di sana. Saya mengikuti apa yang dikatakan pengacara kepada saya, apa yang mereka ingin saya lakukan,” tukasnya.

Anggota DPR dari Partai Republik Michael McCaul mengatakan pada acara televisi ABC This Week bahwa seberapa besar potensi dampak politik dari penemuan dokumen rahasia itu bergantung pada beberapa faktor.

“Watergate dimulai sebagai pencurian yang sangat kecil. Kasus itu akhirnya menyebabkan pengunduran diri Presiden Amerika Serikat. Jadi, saya tidak tahu apa yang ada di sana sampai kita melihat dokumennya, apakah ada dokumen keamanan nasional yang terkait dengan negara asing musuh (Amerika),” kata McCaul.

Baca juga: 50 Tahun Skandal Watergate, Sejarah dan Kasus Besar Presiden AS Richard Nixon

Mengapa Presiden saat ini dan mantan Presiden memiliki dokumen rahasia yang tidak disimpan di Arsip Nasional adalah pertanyaan yang harus digali oleh jaksa independen.

Pendapat itu disampaikan oleh Senator Demokrat Joe Manchin dalam acara televisi NBC Meet the Press.

“Apakah Anda berniat menyakiti seseorang; apakah pada dasarnya Anda berniat melakukan hal yang tidak bertanggung jawab? Menurut saya mudah-mudahan tidak satu pun dari mereka (Biden dan Trump) yang berniat demikian. Tapi, benar bahwa mereka memang tidak bertanggung jawab,” ujar Manchin.

Senator Manchin juga menekankan bahwa rakyat Amerika menginginkan akuntabilitas, dan seharusnya ada checks and balances yang lebih baik.

Checks and balances mengacu pada tindakan saling kontrol antar ketiga cabang pemerintahan sehingga terjadi keseimbangan kekuasaan.

Baca juga: Duduk Perkara Rumah Biden Digeledah dan Temuan 6 Dokumen Rahasia Negara

Artikel ini pernah dimuat di VOA Indonesia dengan judul Jajak Pendapat: Biden dan Trump Tangani Dokumen Rahasia secara Tidak Pantas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com