Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerman Berencana Izinkan Warga Ambil Makanan dari Tempat Sampah untuk Kurangi Limbah

Kompas.com - 18/01/2023, 19:57 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Menurut Indeks Limbah Makanan PBB 2021, Jerman adalah pelopor di Eropa dalam hal pemborosan makanan oleh rumah tangga pribadi, hanya China, India, Amerika Serikat, dan Jepang yang membuang lebih banyak makanan.

PBB melaporkan bahwa 931 juta ton berakhir di tong sampah di seluruh dunia. Pada saat yang sama, lebih dari 800 juta orang di dunia menderita kekurangan gizi dan kelaparan.

Pemerintah Jerman telah menetapkan tujuan untuk mengurangi separuh dari total limbah makanan pada tahun 2030, sebagian dengan memastikan bahwa lebih banyak produk berakhir di 960 bank makanan di seluruh negeri.

"Kami mengunci tong sampah kami atau memagarinya untuk menjaga risiko sekecil mungkin sejak awal bahwa makanan yang bersumber dari sampah bisa membahayakan kesehatan."

Masalah terbesar: tanggung jawab

Contoh klasiknya adalah penarikan produk. Jika produsen menemukan bahwa suatu produk makanan telah terkontaminasi dengan potongan plastik selama proses produksi, misalnya, produsen segera menginformasikannya kepada pengecer.

Namun, karena akan terlalu mahal untuk mengirim kembali barang tersebut, maka barang tersebut akan berakhir di tempat sampah dari gudang.

Inilah alasan lain mengapa Bottcher menentang legalisasi dumpster diving. Asosiasi Federal Perdagangan Makanan Jerman (BDL) takut dimintai pertanggungjawaban atas makanan yang dikeluarkan dari wadah yang mungkin tidak dapat dimakan.

Tetapi Rolf Sommer memiliki gagasan tentang cara mengatasi masalah tanggung jawab. Kepala bidang pertanian dan perubahan penggunaan lahan di WWF mengatakan:

"Jika Anda tidak dapat membuat tanda terima untuk makanan tersebut, Anda tidak dapat meminta pertanggungjawaban perusahaan karena mungkin membahayakan diri Anda sendiri."

"Siapapun yang mengambil makanan yang dibuang sudah bertanggung jawab atas diri mereka sendiri, karena tidak ada kontrak dalam arti yang disepakati antara kedua belah pihak."

"Ada banyak pengecer yang juga ingin memberikan barang kedaluwarsa mereka, tetapi mereka mungkin bisa membuat diri mereka sendiri bertanggung jawab atas tuntutan hukum."

Baca juga: Viral Ramalan Medvedev: Jerman-Perancis Perang, Elon Musk Jadi Presiden AS, dan UE Bubar

DW INDONESIA Prosentasi food loss and waste di seluruh dunia
Model Italia

Di Italia, ada insentif keuangan termasuk keringanan pajak jika perusahaan berhenti membuang makanan mereka di bawah apa yang disebut "Hukum Orang Samaria yang Baik Hati".

Menurut undang-undang ini, perusahaan dan inisiatif juga dibebaskan dari tanggung jawab dalam kasus-kasus di mana tidak ada kelalaian besar atau niat untuk menyakiti.

Tetapi menyelesaikan masalah hukum dan melegalkan dumpster diving hanyalah permulaan bagi Sommer. Tentu saja, setiap makanan yang diselamatkan adalah kemenangan, katanya. Namun, masalahnya belum ditangani langsung pada akarnya.

"Semua perusahaan di sepanjang rantai pasokan harus diwajibkan untuk mengurangi limbah makanan."

"Pemerintah harus mewajibkan semua operator komersial untuk mengurangi limbah makanan dengan menetapkan target yang mengikat, dimulai dengan sektor pertanian. Dumpster diving perlu dibuat usang dalam jangka panjang."

Baca juga: Siapakah Pangeran Sayap Kanan yang Jadi Penentu Plot Kudeta Jerman?

Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Mengumpulkan Makanan dari Tempat Sampah Legal di Jerman?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com