LONDON, KOMPAS.com - Insiden desak-desakan kerumunan massa di pintu konser London dilaporkan menewaskan seorang penonton, dengan beberapa dirawat karena luka parah.
Seorang wanita berusia 33 tahun meninggal pada Sabtu (17/12/2022) karena luka yang dideritanya akibat terimpit dalam kerumunan di pintu tempat konser Afrobeat diselenggarakan.
Dilansir dari New York Post pada Minggu (18/12/2022), polisi Metropolitan London mengumumkan korban atas nama Rebecca Ikumelo meninggal karena luka-lukanya setelah dia terjebak dalam kerumunan di aula musik Akademi O2 di Brixton.
Dua lainnya terluka parah setelah gerombolan orang tanpa tiket memaksa masuk ke venue di London tersebut, menurut polisi.
Dalam satu video yang diambil pada awal gelombang, kerumunan orang terlihat saling mendorong di luar pintu aula musik yang terkunci.
Kerumunan saling mengimpit dengan sebagian dari orang terlihat mendorong dan berteriak "Minggir!"
Grup tersebut berhasil mendorong pintu hingga terbuka dan kerumunan besar bergegas masuk, menurut video yang diambil dari luar tempat konser. Beberapa orang terdengar berteriak.
Konser dihentikan di tengah jalan setelah grup tersebut menyerbu gedung.
Delapan orang dibawa ke rumah sakit, empat di antaranya dalam kondisi kritis. Satu individu sudah pindah ke kondisi yang lebih stabil, sementara dua lainnya, berusia 22 dan 23 tahun tetap kritis.
Ikumelo meninggal Sabtu (17/12/2922) pagi. Autopsi dijadwalkan dilakukan pada Minggu (18/12/2022).
They need to close down o2 Brixton. What a myth lol #asake pic.twitter.com/5vjNzwi4pn
— say no more (@DammySNM) December 15, 2022
Baca juga: Tragedi Itaewon dan Kanjuruhan Termasuk 2 Insiden Massal Terburuk 10 Tahun Terakhir
"Dia adalah ibu yang menggemaskan dari dua anak. Dia suka bekerja dengan anak-anak," kata keluarganya dalam sebuah pernyataan.
"Dia sangat dihormati dalam keluarga karena perhatian, kebaikan, dan cintanya."
Ikumelo adalah seorang perawat, menurut keluarganya.
Orang tuanya memanggilnya Tosin, nama panggilan untuk Oluwatosin, yang diterjemahkan menjadi "Tuhan itu Baik" dalam bahasa Yoruba.
Penyanyi Asake, yang sedang tampil saat kerumunan melonjak, mengatakan dia berbicara dengan keluarga Ikumelo dan menyampaikan belasungkawa.
“Saya sangat terpukul dengan berita bahwa Rebecca Ikumelo yang berada dalam kondisi kritis sejak Kamis meninggal dunia,” katanya di Twitter.
"Saya diliputi kesedihan dan tidak pernah bisa membayangkan hal seperti ini terjadi."
Polisi telah membuat pemberitahuan online bagi orang-orang di lokasi kejadian untuk menyerahkan bukti dari insiden kerumunan massa malam itu, seperti foto dan video gelombang tersebut.
Baca juga: 17 Insiden Kerumunan Massa yang Paling Banyak Menelan Korban 30 Tahun Terakhir
Laporan telah mengarah pada penangkapan seorang wanita yang terlihat menyerang seorang petugas, kata polisi.
“Ada sekitar 4.000 saksi potensial yang hadir pada saat kejadian ini dan kami ingin mendesak setiap anggota masyarakat yang memiliki informasi untuk maju. Kami membutuhkan informasi Anda karena kami mencoba untuk mengetahui apa yang terjadi secepat mungkin,” kata kepolisian Inggris.