Heinrich XIII menyebut dirinya sebagai seorang pangeran dan berasal dari keluarga bangsawan yang dikenal sebagai House of Reuss, yang memerintah sebagian Negara Bagian Thuringia hingga 1918.
Baca juga: Siapakah Pangeran Sayap Kanan yang Jadi Penentu Plot Kudeta Jerman?
Keturunan dari keluarga bangsawan itu masih memiliki beberapa kastil dan Heinrich sendiri disebut memiliki pondok berburu di Bad Lobenstein di Thuringia.
Anggota keluarga lainnya telah menjauhkan diri darinya.
Salah seorang juru bicara mengatakan kepada penyiar lokal, MDR, bahwa Heinrich adalah pria yang "terkadang linglung" dan terpuruk karena "kesalahpahaman yang dipicu oleh teori konspirasi."
Beberapa aksi kekerasan telah dikaitkan dengan kelompok sayap kanan Jerman selama beberapa tahun terakhir.
Pada 2020, seorang pria berusia 43 tahun menembak mati sembilan orang asing di Hanau, dan seorang anggota Reichsbürger dipenjara karena membunuh seorang polisi pada 2016.
Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser meyakinkan masyarakat bahwa pihak berwenang akan merespons kasus ini dengan kekuatan hukum penuh "melawan musuh demokrasi".
Dia memastikan penyelidikan akan menyentuh "ancaman teroris dari Reichsburger."
Baca juga: Plot Kudeta Jerman: Siapa Dalangnya dan Seberapa Berbahaya?
Penggerebekan pada Rabu (7/12/2022) digambarkan sebagai salah satu operasi anti-ekstremisme terbesar dalam sejarah Jerman modern.
Sebanyak 3.000 aparat ikut serta dalam 150 operasi di 11 dari total 16 negara bagian di Jerman. Sebanyak dua orang turut ditangkap di Austria dan Italia.
Hampir setengah dari penangkapan itu terjadi di Negara Bagian Baden-Württemberg dan Bavaria. Selain itu, lebih dari satu di antara lima Reichsburger diperkirakan berbasis di Baden-Wurttemberg saja.
Tersangka lainnya telah diidentifikasi sebagai Vitalia B, seorang perempuan Rusia yang diminta mendekati Moskow atas nama Heinrich.
Kedutaan Besar Rusia di Berlin menyatakan bahwa pihaknya tidak "menjaga kontak dengan perwakilan kelompok teroris dan entitas ilegal lainnya".