Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Kudeta di Jerman, Polisi Tangkap 25 Orang dalam Operasi Anti-teror di Seluruh Negeri

Kompas.com - 07/12/2022, 19:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

BERLIN, KOMPAS.com - Polisi Jerman pada Rabu (7/12/2022) menangkap 25 orang dalam operasi penggerebekan di seluruh negeri karena dicurigai berencana menggulingkan pemerintah.

Media Jerman melaporkan bahwa kelompok sayap kanan dan mantan tokoh militer berencana menyerbu gedung parlemen, Reichstag, dan merebut kekuasaan.

Seorang bangsawan minoritas yang disebut sebagai Pangeran Heinrich XIII (71 tahun), diduga menjadi pusat dari upaya kudeta di Jerman ini.

Menurut jaksa federal, dia adalah salah satu dari dua tersangka pemimpin mereka yang telah ditangkap di 11 negara bagian Jerman.

Baca juga: Siswa Jerman Tewas Ditikam Pria Bersenjata di Tengah Perjalanan ke Sekolah

Komplotan itu termasuk anggota gerakan ekstremis Reichsburger (Citizens of the Reich), yang telah lama menjadi perhatian polisi Jerman atas serangan kekerasan dan teori konspirasi rasial.

Kelompok ekstremis tersebut menolak mengakui negara Jerman modern. Diperkirakan 50 pria dan wanita anggotanya terlibat dalam plot untuk menggulingkan pemerintah republik Jerman.

Mereka dilaporkan berencana menggantinya dengan negara baru, yang meniru Jerman pada 1871, sebuah kerajaan yang disebut Second Reich.

"Kami belum memiliki nama untuk kelompok ini," kata seorang juru bicara kantor kejaksaan federal sebagaimana dilansir BBC pada Rabu (7/12/2022).

Tiga ribu petugas diturunkan dalam 130 operasi penggerebekan di seluruh Jerman, dengan dua orang ditangkap di Austria dan Italia. Mereka yang ditahan akan diinterogasi selanjutnya.

Melalui Twitter, Menteri Kehakiman Jerman Marco Buschmann mengatakan bahwa operasi anti-teror besar sedang berlangsung terkait dugaan "serangan bersenjata terencana terhadap badan konstitusional."

Baca juga: Telepon Putin, Kanselir Jerman Desak Tentara Rusia Ditarik dari Ukraina

Rencana kudeta di Jerman

Kantor kejaksaan federal mengatakan komplotan yang ditangkap telah merencanakan kudeta dengan kekerasan sejak November 2021.

Anggota "Rat" (parlemen Jerman) pusat sejak itu telah mengadakan pertemuan rutin menyikapi isu ini.

“Mereka menetapkan rencana untuk memerintah Jerman dengan departemen yang meliputi kesehatan, keadilan, dan urusan luar negeri,” menurut jaksa penuntut dilansir dari BBC.

Menurut jaksa, anggota komplotan itu memahami bahwa mereka hanya dapat mewujudkan tujuan mereka dengan "cara militer dan kekerasan terhadap perwakilan negara," termasuk melakukan pembunuhan.

Penyelidik mengetahui gerakan mereka ketika mengungkap plot penculikan April lalu, yang melibatkan geng yang menyebut dirinya sebagai United Patriots.

Halaman:
Sumber BBC

Terkini Lainnya

Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Viral Insiden Berebut Kursi dalam Kereta, Wanita Ini Tak Segan Duduki Penumpang Lain

Global
7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

7 Tahun Dikira Jantan, Kuda Nil di Jepang Ini Ternyata Betina

Global
Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Perusahaan Asuransi AS Ungkap Pencurian Data Kesehatan Pribadi Warga AS dalam Jumlah Besar

Global
China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

China Kecam AS karena Tuduh Beijing Pasok Komponen ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Serangan Udara Rusia di Odessa Ukraina Lukai 9 Orang Termasuk 4 Anak

Global
AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

AS Klaim Tak Terapkan Standar Ganda soal Israel dan HAM, Apa Dalihnya?

Global
Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Kecelakaan 2 Helikopter Malaysia Jatuh Terjadi Usai Rotornya Bersenggolan

Global
Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Kata Raja dan PM Malaysia soal Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut yang Tewaskan 10 Orang

Global
Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Arab Saudi Jadi Ketua Komisi Perempuan, Picu Kecaman Pegiat HAM

Global
Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Malaysia Minta Video Tabrakan 2 Helikopter Angkatan Laut Tak Disebarluaskan

Global
Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Puluhan Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Rangkuman Hari Ke-789 Serangan Rusia ke Ukraina: Situasi Garis Depan Ukraina | Perjanjian Keamanan

Global
Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Secara Ekonomi, Cukup Kuatkah Iran Menghadapi Perang dengan Israel?

Internasional
AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

AS Tak Mau Disebut Terapkan Standar Ganda pada Rusia dan Israel

Global
Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Serangan Israel ke Iran Sengaja Dibatasi Cakupannya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com