"Taman Nasional Big Bend adalah milik kita bersama. Merusak fitur alami dan seni cadas, sama juga merusak setiap keindahan dan sejarah yang ingin dilindungi oleh rakyat Amerika di taman kita ini," kata Pengawas Taman Nasional Bob Krumenaker dalam sebuah pernyataan.
"Dengan adanya vandalisme ini, bagian dari warisan bangsa kita hilang selamanya."
Baca juga: Kembali Longgarkan Pembatasan Pandemi, Jepang Buka Perbatasan Sepenuhnya untuk Turis
Sorang turis asal Belanda berusia 29 tahun ditahan pada Januari karena melakukan hormat ala Nazi di pintu masuk lokasi bekas kamp kematian Auschwitz-Birkenau di Polandia.
Perempuan tak dikenal ini kemudian didakwa terlibat dengan propaganda Nazi setelah berpose hormat, yang diambil dari kamera yang dipegang suaminya.
Jaksa memerintahkannya untuk membayar denda, dan kemudian dia setuju.
Dilaporkan oleh kantor berita PAP Polandia, Turis itu pun akhirnya mengakui tindakannya itu merupakan lelucon yang buruk.
Nazi Jerman mendirikan kamp konsentrasi di kota Oswiecim, Polandia Selatan, setelah menduduki negara ini pada permulaan Perang Dunia Kedua pada 1939.
Hanya dalam waktu empat setengah tahun, Nazi Jerman secara sistematis membunuh setidaknya 1,1 juta orang di Auschwitz. Sebagian besar adalah orang Yahudi.
Baca juga: Finlandia akan Tutup Perbatasannya untuk Turis Rusia
PBB memperkirakan 700 juta turis telah melakukan perjalanan internasional antara Januari hingga September 2022.
Jumlah ini meningkat 133 persen dari periode yang sama di tahun 2021, tapi masih 63 persen di bawah angka sebelum pandemi pada 2019.
Seiring dengan peningkatan kasus-kasus kelakuan buruk turis (seperti kasus-kasus di atas), sejumlah kota dan negara sekarang berusaha untuk mengatasinya.
Di kota seperti Sorrento di Italia, wisatawan yang kedapatan menggunakan pakaian renang di ruang perkotaan akan didenda hingga Rp 8,1 juta, langkah ini mulai berlaku Juli lalu.
Di Spanyol, tepatnya di Kota Vigo, sudah diterapkan aturan denda sebesar Rp 10 juta, bagi mereka yang ketahuan buang air kecil di pantai.
Baca juga: Australia Tak Akan Larang Turis Rusia Memasuki Negaranya
"Tak ada yang bisa mendukung perilaku seperti itu," kata Marcelo Risi, direktur UNWTO.
"Kami sangat menyadari kenyataan bahwa sebagian besar turis haus akan pengalaman baru, haus untuk menjelajah dan mengenal budaya lain dan pada dasarnya mereka berperilaku baik," katanya.
"Kami percaya bahwa ada pertumbuhan besar dari kesadaran konsumen secara umum terhadap jejak yang mereka tinggalkan, baik itu ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan."
Meskipun begitu, dia menyoroti contoh-contoh dari perilaku buruk turis ini adalah "kasus yang terisolasi dan tidak mewakili," katanya kepada BBC.
Ia pun memberikan saran sederhana kepada turis: "Rekomendasi dasar yang sangat wajar adalah: bertingkah laku di luar negeri sama seperti Anda bertingkah laku di rumah sendiri."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.