Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Ubah Posisi Soal Perjanjian yang Melarang Senjata Nuklir, AS Keluarkan Peringatan

Kompas.com - 09/11/2022, 14:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - AS memperingatkan Australia agar tidak bergabung dengan perjanjian yang melarang senjata nuklir, dengan mengatakan perjanjian itu dapat menghambat pengaturan pertahanan antara AS dan sekutunya.

Selandia Baru sebelumnya mengaku "senang mengamati perubahan positif" dalam posisi Australia dalam pemungutan suara PBB dan "tentu saja, akan menyambut setiap ratifikasi baru sebagai langkah penting untuk mencapai dunia bebas senjata nuklir."

Komentar tersebut disampaikan terkait perubahan posisi pemerintah Albania dalam perjanjian pelarangan senjata nuklir (TPNW) menjadi "abstain," setelah pemerintah Koalisi lima tahun sebelumnya memilih untuk menentangnya.

Baca juga: Xi Jinping Desak Pemimpin Dunia Setop Bikin Ancaman Nuklir

Perjanjian TPNW yang relatif baru memberlakukan larangan menyeluruh untuk mengembangkan, menguji, menimbun, menggunakan atau mengancam untuk menggunakan senjata nuklir – atau membantu negara lain untuk melakukan kegiatan semacam itu.

Namun sejauh ini, perjanjian tersebut dihindari oleh semua negara pemilik senjata nuklir dan banyak sekutu mereka.

Kedutaan Besar AS di Canberra mengatakan perjanjian itu "tidak akan mengizinkan AS memperluas hubungan pertahanan, yang masih diperlukan untuk perdamaian dan keamanan internasional".

Itu adalah referensi ke Australia yang mengandalkan kekuatan nuklir Amerika untuk mencegah serangan nuklir apa pun di Australia – yang disebut “payung nuklir” – meskipun Australia tidak memiliki senjata atomnya sendiri.

Kedutaan AS di Canberra juga mengatakan perjanjian itu juga berisiko "memperkuat perpecahan" dalam komunitas internasional.

Baca juga: Pejabat AS Khawatir Korea Utara Uji Coba Bom Nuklir Saat KTT G20 di Bali

"Sementara Amerika Serikat memahami dan berbagi keinginan untuk memajukan tujuan pelucutan senjata nuklir, kami tidak mendukung perjanjian tentang larangan senjata nuklir," kata juru bicara kedutaan AS kepada Guardian Australia pada Selasa (8/11/2022).

“Amerika Serikat tidak percaya bahwa kemajuan menuju perlucutan senjata nuklir dapat dipisahkan dari ancaman keamanan yang ada di dunia saat ini.”

Komentar tersebut menjadi sinyal penolakan yang dihadapi Australia dari sekutu keamanan utamanya, jika “Negeri Kanguru” memilih semakin dekat untuk menandatangani dan meratifikasi perjanjian tersebut meski prosesnya akan panjang.

Selandia Baru mengatakan pihaknya menyambut baik “perkembangan konstruktif dalam pendekatan Australia” terhadap perjanjian itu, termasuk perubahan dari menentang resolusi yang didukung “Negeri Kiwi” tentang topik tersebut di komite pertama majelis umum PBB bulan lalu.

Baca juga: Berapa Besar Peluang Putin Pakai Senjata Nuklir Rusia di Ukraina?

Baca juga: Rusia Tegaskan Kembali Komitmennya Cegah Perang Nuklir

Baca juga: 9 Negara Pemilik Senjata Nuklir di Dunia

Dilama pertahanan keamanan

Menteri perlucutan senjata dan pengendalian senjata Selandia Baru, Phil Twyford, telah bertemu dengan perwakilan Australia.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan mengatakan Selandia Baru terus mendesak semua negara yang belum menjadi pihak dalam perjanjian untuk menandatangani dan meratifikasinya “pada kesempatan paling awal”, sementara menghormati keputusan Australia sendiri.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese telah terlibat dalam advokasi melawan senjata nuklir dan menggambarkannya sebagai "senjata yang paling merusak, tidak manusiawi, dan tidak pandang bulu yang pernah dibuat".

Halaman:

Terkini Lainnya

Beruang Liar di California Terobos Rumah demi Curi Sebungkus Oreo

Beruang Liar di California Terobos Rumah demi Curi Sebungkus Oreo

Global
Militer China Siap Hentikan Kemerdekaan Taiwan Secara Paksa

Militer China Siap Hentikan Kemerdekaan Taiwan Secara Paksa

Global
Keluarga Tawanan Israel Minta Netanyahu Terima Rencana Biden

Keluarga Tawanan Israel Minta Netanyahu Terima Rencana Biden

Global
Stormy Daniels Komentari Vonis Trump: Dia Harus Dipenjara

Stormy Daniels Komentari Vonis Trump: Dia Harus Dipenjara

Global
Jago Mengetik Cepat Pakai Hidung, Pria Ini Pecahkan Rekor Dunia

Jago Mengetik Cepat Pakai Hidung, Pria Ini Pecahkan Rekor Dunia

Global
Para Penyintas Serangan 7 Oktober Menuntut Kelompok Pro-Palestina di AS

Para Penyintas Serangan 7 Oktober Menuntut Kelompok Pro-Palestina di AS

Global
Korea Utara Kirim 600 Balon Sampah Lagi ke Korea Selatan, Apa Saja Isinya?

Korea Utara Kirim 600 Balon Sampah Lagi ke Korea Selatan, Apa Saja Isinya?

Global
Rangkuman Hari Ke-829 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Temui Prabowo | Italia Beda Sikap dengan AS-Jerman

Rangkuman Hari Ke-829 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Temui Prabowo | Italia Beda Sikap dengan AS-Jerman

Global
Mayoritas 'Exit Poll' Isyaratkan Partai Modi Menangi Pemilu India 2024

Mayoritas "Exit Poll" Isyaratkan Partai Modi Menangi Pemilu India 2024

Global
Bertemu Prabowo di Singapura, Zelensky Minta Dukungan dan Bilang Siap Perbanyak Pasok Produk Pertanian

Bertemu Prabowo di Singapura, Zelensky Minta Dukungan dan Bilang Siap Perbanyak Pasok Produk Pertanian

Global
Pentingnya Israel-Hamas Sepakati Usulan Gencatan Senjata Gaza yang Diumumkan Biden...

Pentingnya Israel-Hamas Sepakati Usulan Gencatan Senjata Gaza yang Diumumkan Biden...

Global
Menteri-menteri Israel Ancam Mundur Usai Biden Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru

Menteri-menteri Israel Ancam Mundur Usai Biden Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru

Global
Saat China Berhasil Daratkan Chang'e-6 di Sisi Jauh Bulan...

Saat China Berhasil Daratkan Chang'e-6 di Sisi Jauh Bulan...

Global
[UNIK GLOBAL] Penjual Sotong Mirip Keanu Reeves | Sosok 'Influencer Tuhan'

[UNIK GLOBAL] Penjual Sotong Mirip Keanu Reeves | Sosok "Influencer Tuhan"

Global
Korea Utara Kembali Terbangkan Balon Berisi Sampah ke Korea Selatan

Korea Utara Kembali Terbangkan Balon Berisi Sampah ke Korea Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com