Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benjamin Netanyahu: Eks Kapten Pasukan Elite, Sosok Dominan dalam Sejarah Israel

Kompas.com - 03/11/2022, 22:31 WIB
BBC News Indonesia,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

TEL AVIV, KOMPAS.com - Ketika Benjamin Netanyahu digulingkan dari kekuasaan pada Juni 2021 setelah 12 tahun berturut-turut menjabat sebagai perdana menteri, para pengamat menyebutnya sebagai akhir dari sebuah era. Sementara para pengkritiknya bicara tentang fajar baru.

Netanyahu menantang pengkritik itu dengan berjanji: Kami akan kembali!

Ternyata kepergiannya hanyalah sementara, sebab Netanyahu membalikkan lanskap politik dengan kemenangan pemilihan yang meyakinkan lebih dari setahun kemudian, menurut hasil pemilu sementara.

Baca juga: Aliansi Ultra-kanan Netanyahu Menang di Pemilu Israel, Apa Dampaknya?

Dengan beberapa ironi, Ketua Partai sayap kanan Likud yang berusia 73 tahun tersebut tampaknya telah menggulingkan lawan kiri-tengah yang dipimpin Perdana Menteri petahana, Yair Lapid - yang merekayasa kejatuhan Netanyahu.

Kembalinya Netanyahu yang sangat dramatis pun akan mengunci keyakinan di antara para pendukungnya bahwa "Raja Bibi" secara politik tak terkalahkan.

Pemimpin terlama Israel, Netanyahu - jika hasilnya telah dipastikan - akan memegang rekor sebagai pemimpin yang memegang jabatan enam kali. Lebih banyak daripada perdana menteri lainnya dalam 74 tahun sejarah negara itu.

Keberhasilan Netanyahu yang tak tertandingi bersandar pada citra yang ia ciptakan sebagai orang yang paling bisa menjaga Israel dengan aman dari kekuatan musuh di Timur Tengah.

Baca juga: Hasil Exit Poll: Benyamin Netanyahu Unggul dalam Pemilu Israel

Dia telah mengambil garis yang tegas terhadap Palestina, yakni menempatkan masalah keamanan di atas setiap pembicaraan damai. Juga telah lama memperingatkan ancaman eksistensial yang ditimbulkan Iran.

Namun, pencapaian politiknya tergantung pada persidangan yang sedang berlangsung mengenai dugaan suap, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan - tuduhan yang dia bantah dengan keras.

Dan untuk seorang pria yang digambarkan oleh surat kabar Times of Israel sebagai "pemecah belah", lawan-lawannya melihatnya sebagai bahaya bagi demokrasi Israel itu sendiri.

Baca juga: Pemilu Israel: Netanyahu Berpotensi Maju Lagi dengan Dukungan Partai Anti-Palestina

Kematian saudaranya berdampak besar

Benjamin Netanyahu (kanan) adalah kapten di unit komando elite Sayeret Matkal.GPO via GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Benjamin Netanyahu (kanan) adalah kapten di unit komando elite Sayeret Matkal.

Benjamin Netanyahu lahir di Tel Aviv pada 1949. Tahun 1963, keluarganya pindah ke AS ketika ayahnya Benzion, seorang sejarawan terkemuka dan aktivis Zionis, ditawari jabatan akademis.

Pada usia 18 tahun, ia kembali ke Israel, di mana ia menghabiskan lima tahun di ketentaraan sebagai kapten di unit komando elite, Sayeret Matkal.

Dia terluka dalam serangan terhadap sebuah pesawat Belgia yang dibajak oleh milisi Palestina yang mendarat di Israel pada 1972. Netanyahu juga disebut pernah bertempur dalam perang Timur Tengah pada 1973.

Pada 1976, saudara laki-laki Netanyahu, Jonathan, terbunuh saat memimpin serangan untuk menyelamatkan sandera dari sebuah pesawat yang dibajak di Entebbe, Uganda.

Baca juga: Joe Biden Bertemu Presiden Israel, Sama-sama Mengkhawatirkan Iran

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com