Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aliansi Ultra-kanan Netanyahu Menang di Pemilu Israel, Apa Dampaknya?

Kompas.com - 02/11/2022, 20:33 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

YERUSALEM, KOMPAS.com - Penghitungan suara Pemilu Israel masih berlangsung, dengan sekitar 80 persen suara sudah dihitung. Jika indikasi awal benar, aliansi ultra-kanan pimpinan Benjamin Netanyahu akan merebut mayoritas suara di parlemen.

Israel berpotensi menuju ke salah satu pemerintahan paling kanan, didukung oleh penampilan kuat dari partai ultranasionalis Zionisme Agama, yang anggotanya menggunakan retorika anti-Arab dan anti-LGBTQ yang penuh hasutan.

Hasil penghitungan awal memang menunjukkan pergeseran ke kanan di kalangan pemilih Israel, kecenderungan yang makin meredupkan harapan untuk perdamaian dengan Palestina.

Baca juga: Pemilu Israel: Netanyahu Berpotensi Maju Lagi dengan Dukungan Partai Anti-Palestina

Perkembangan ini juga bisa menyulitkan hubungan dengan pemerintahan Amerika Serikat (AS) di bawah Joe Biden dan dengan lobi pendukung Israel di “Negeri Paman Sam”.

Hasil awal pemilu ini sekaligus menunjukkan bahwa Benjamin Netanyahu berhasil mengatasi para pengkritiknya, yang mengklaim dia tidak layak untuk memerintah ketika sedang diadili karena korupsi.

Mitra politik Netanyahu telah berjanji untuk membantunya lolos dari sanksi hukum.

Masyarakat Israel tetap terpolarisasi

“Kami berada di ambang kemenangan yang sangat besar, kata Benjamin Netanyahu (73 tahun), kepada para pendukungnya pada sebuah pertemuan di Yerusalem pada Rabu pagi (2/11/2022) sebagaimana dilansir DW Indonesia.

“Saya akan membentuk pemerintahan nasionalis yang akan melihat semua orang Israel sebagai warga negara tanpa pengecualian.”

Baca juga: Joe Biden Bertemu Presiden Israel, Sama-sama Mengkhawatirkan Iran

Pejabat pemilu bekerja sepanjang malam untuk menghitung suara dan pada Rabu (2/11/2022) pagi, lebih dari 70 persen surat suara telah dihitung.

Pemilu ini, seperti pemilihan-pemilihan sebelumnya, berlangsung ketat, tetapi indikasi awal jelas menunjukkan bahwa kubu Netanyahu akan mayoritas kuat di parlemen Israel dan dia akan kembali menjabat sebagai perdana menteri.

Benjamin Netanyahu dan sekutunya diproyeksikan akan memenangkan mayoritas di parlemen Israel yang beranggotakan 120 wakil rakyat. Sekalipun begitu, Israel sejak lama mengalami krisis politik yang berlarut-larut, dan kelompok politik terpecah-pecah seperti biasanya.

PM terlama Israel

Pemilihan Selasa (1/11/2022) adalah yang kelima bagi Israel dalam waktu kurang dari empat tahun, dengan semuanya sebagian besar berfokus pada kemampuan Netanyahu untuk memerintah.

Diadili atas tuduhan korupsi, Netanyahu, yang membantah telah melakukan kesalahan.

Oleh para pendukungnya, kasusnya dipandang sebagai korban perburuan politik dan fitnah oleh lawan politiknya, yang menggambarkan dia sebagai penjahat dan ancaman bagi demokrasi.

Baca juga: Presiden Israel Bagikan Informasi Intelijen ke AS, Buktikan Iran Pasok Drone untuk Rusia

Bahkan jika Netanyahu dan sekutunya muncul sebagai pemenang, masih perlu waktu berminggu-minggu negosiasi untuk membentuk pemerintahan koalisi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com