Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Dakwa Duo Mata-mata China terkait Kasus Huawei, Dituduh Coba Menyuap Pejabatnya

Kompas.com - 25/10/2022, 18:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Dua petugas intelijen China mencoba menyuap seorang pejabat penegak hukum Amerika Serikat (AS), sebagai bagian dari upaya untuk mendapatkan informasi orang dalam tentang kasus pidana terhadap perusahaan telekomunikasi China Huawei.

Dakwaan terhadap dua tersangka duo mata-mata China itu diumumkan Jaksa Federal AS pada Senin (24/10/2022).

Pada kesempatan yang sama, Jaksa Agung Merrick Garland juga merinci dua kasus lain. Di mana operasi intelijen China dituduh melecehkan para pembangkangnya di AS dan menekan akademisi AS untuk bekerja untuk mereka.

Baca juga: Kepala Mata-mata Inggris: Rusia Kehabisan Senjata di Ukraina, Tentaranya Kelelahan

Garland mengatakan bahwa kasus-kasus tersebut menunjukkan bahwa China “berusaha mengganggu hak dan kebebasan individu di AS, dan merusak sistem peradilan kami yang melindungi hak-hak itu.”

"Departemen kehakiman tidak akan mentolerir upaya oleh kekuatan asing untuk merusak supremasi hukum yang menjadi dasar demokrasi kita," katanya sebagaimana dilansir Guardian.

Washington telah lama menuduh Beijing ikut campur dalam politik AS dan berusaha mencuri kekayaan intelektual.

Tetapi langkah untuk membuka kedok operasi spionase China ini menandai eskalasi oleh departemen kehakiman AS, setelah menuduh Huawei melakukan pemerasan dan konspirasi untuk mencuri rahasia dagang pada Februari 2020.

“Ini adalah upaya mengerikan oleh petugas intelijen RRC untuk melindungi perusahaan yang berbasis di RRC dari akuntabilitas dan merusak integritas sistem peradilan kita,” kata jaksa agung Merrick Garland pada konferensi pers yang mengungkap dakwaan.

Baca juga: Montenegro Usir 6 Diplomat Rusia, Luncurkan Penyelidikan Mata-mata

Petugas intelijen China Guochun He dan Zheng Wang dituduh berusaha mengatur skema untuk mencuri memo strategi penuntutan, daftar saksi, dan bukti rahasia lainnya dari kantor kejaksaan AS untuk distrik timur New York, menurut surat dakwaan.

Surat dakwaan terhadap He dan Wang hanya merujuk pada perusahaan telekomunikasi yang tidak disebutkan namanya yang berbasis di China, tetapi entitas yang dimaksud adalah Huawei, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Menurut dakwaan yang disegel di Brooklyn, agen-agen China membayar bitcoin senilai sekitar 61.000 dollar AS (Rp 950 juta) dalam bentuk suap kepada seorang pejabat pemerintah AS, yang mereka yakini telah direkrut untuk bekerja untuk pemerintah China.

Tetapi pada kenyataannya, mereka bekerja sebagai agen ganda untuk FBI.

Baca juga: Media Asing: Belasan Pejabat Senior Indonesia Jadi Target Software Mata-mata Israel, termasuk Airlangga Hartarto

Agen ganda FBI memberikan beberapa dokumen kepada agen China yang tampaknya menyajikan beberapa informasi yang mereka cari.

Padahal, dokumen tersebut sebenarnya disiapkan oleh departemen kehakiman dan tidak mengungkapkan pertemuan atau strategi persidangan yang sebenarnya.

Pejabat penegak hukum AS telah lama memperingatkan tentang ancaman keamanan nasional yang ditimbulkan oleh China.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jago Mengetik Cepat Pakai Hidung, Pria Ini Pecahkan Rekor Dunia

Jago Mengetik Cepat Pakai Hidung, Pria Ini Pecahkan Rekor Dunia

Global
Para Penyintas Serangan 7 Oktober Menuntut Kelompok Pro-Palestina di AS

Para Penyintas Serangan 7 Oktober Menuntut Kelompok Pro-Palestina di AS

Global
Korea Utara Kirim 600 Balon Sampah Lagi ke Korea Selatan, Apa Saja Isinya?

Korea Utara Kirim 600 Balon Sampah Lagi ke Korea Selatan, Apa Saja Isinya?

Global
Rangkuman Hari Ke-829 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Temui Prabowo | Italia Beda Sikap dengan AS-Jerman

Rangkuman Hari Ke-829 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Temui Prabowo | Italia Beda Sikap dengan AS-Jerman

Global
Mayoritas 'Exit Poll' Isyaratkan Partai Modi Menangi Pemilu India 2024

Mayoritas "Exit Poll" Isyaratkan Partai Modi Menangi Pemilu India 2024

Global
Bertemu Prabowo di Singapura, Zelensky Minta Dukungan dan Bilang Siap Perbanyak Pasok Produk Pertanian

Bertemu Prabowo di Singapura, Zelensky Minta Dukungan dan Bilang Siap Perbanyak Pasok Produk Pertanian

Global
Pentingnya Israel-Hamas Sepakati Usulan Gencatan Senjata Gaza yang Diumumkan Biden...

Pentingnya Israel-Hamas Sepakati Usulan Gencatan Senjata Gaza yang Diumumkan Biden...

Global
Menteri-menteri Israel Ancam Mundur Usai Biden Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru

Menteri-menteri Israel Ancam Mundur Usai Biden Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru

Global
Saat China Berhasil Daratkan Chang'e-6 di Sisi Jauh Bulan...

Saat China Berhasil Daratkan Chang'e-6 di Sisi Jauh Bulan...

Global
[UNIK GLOBAL] Penjual Sotong Mirip Keanu Reeves | Sosok 'Influencer Tuhan'

[UNIK GLOBAL] Penjual Sotong Mirip Keanu Reeves | Sosok "Influencer Tuhan"

Global
Korea Utara Kembali Terbangkan Balon Berisi Sampah ke Korea Selatan

Korea Utara Kembali Terbangkan Balon Berisi Sampah ke Korea Selatan

Global
Mengenal Apa Itu All Eyes on Rafah dan Artinya

Mengenal Apa Itu All Eyes on Rafah dan Artinya

Global
Trump Kini Berstatus Terpidana, Apakah Masih Bisa Maju ke Pilpres AS 2024?

Trump Kini Berstatus Terpidana, Apakah Masih Bisa Maju ke Pilpres AS 2024?

Global
Hezbollah Balas Serangan Israel dengan Drone Peledak

Hezbollah Balas Serangan Israel dengan Drone Peledak

Global
Estonia Tak Punya Rencana B Jika Ukraina Jatuh

Estonia Tak Punya Rencana B Jika Ukraina Jatuh

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com