Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Keras Singapura Capai Target Nol-Karbon pada 2050

Kompas.com - 25/10/2022, 18:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber CNA

BANDAR SRI BEGAWAN, KOMPAS.com - Singapura ingin mengejar hidrogen rendah karbon sebagai bagian dari upaya dekarbonisasinya.

Negara itu kian berlomba untuk memajukan target nol-karbonnya.

Dilansir dari CNA, pada hari Selasa (25/10/2022), Wakil Perdana Menteri Lawrence Wong mengumumkan bahwa Singapura akan menaikkan target iklim untuk mencapai nol-karbon pada tahun 2050 sebagai bagian dari strategi pembangunan rendah emisi jangka panjang.

Sebelumnya, negara itu mengatakan akan melakukan hal itu secepatnya pada paruh kedua abad ini.

Baca juga: Diterjang Gelombang Omicron XBB, Kehidupan Singapura Normal Seperti Biasa

Berbicara di Singapore International Energy Week, Wong, yang juga Menteri Keuangan, menambahkan bahwa Singapura akan mengurangi emisi menjadi sekitar 60 juta ton setara karbon dioksida (MtCO2e) pada tahun 2030, setelah mencapai puncak emisi sebelumnya.

Saat ini, pernyataan Kontribusi yang Ditentukan secara Nasional Singapura menjanjikan emisi puncak pada 65 MtCO2e sekitar tahun 2030.

"Perbedaannya setara dengan pengurangan emisi transportasi Singapura saat ini sebesar dua pertiga," kata Wong.

Baca juga: Singapura Pertimbangkan Beri Izin Warga Konsumsi Jangkrik dan Kumbang

Dalam siaran pers bersama pada hari Selasa, Sekretariat Perubahan Iklim Nasional (NCCS) dan Kementerian Keberlanjutan dan Lingkungan (MSE) mengatakan target bergantung pada kemajuan teknologi serta kelayakan ekonomi dari teknologi rendah karbon seperti hidrogen dan penangkapan, pemanfaatan, dan penyimpanan karbon (CCUS).

Ini juga akan bergantung pada kolaborasi internasional yang efektif di berbagai bidang seperti kredit karbon dan impor energi terbarukan, kata rilis tersebut.

Baca juga: Perubahan Iklim Dapat Tingkatkan Risiko Penyebaran Virus

Janji yang direvisi datang menjelang KTT iklim PBB tahun ini, atau COP27, yang akan diadakan di Sharm el-Sheikh, Mesir bulan depan.

Sejauh ini, beberapa negara termasuk AS, Australia, dan Kanada telah memperbarui janji mereka.

Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh kelompok riset nirlaba global World Resources Institute (WRI) pekan lalu menemukan bahwa janji terbaru yang dibuat oleh negara-negara hanya akan mengurangi emisi global gas rumah kaca sebesar 7 persen dari tingkat 2019 pada 2030.

Ini disebut sangat tidak memadai untuk mencegah kenaikan suhu global yang menurut para ilmuwan akan memperburuk kekeringan, badai, dan banjir, kata laporan itu.

Baca juga: Lebih dari 250 Jurnal Kesehatan Global Soroti Kerusakan Iklim Afrika

Untuk memenuhi tujuan Perjanjian Paris untuk membatasi kenaikan suhu global sebesar 1,5 derajat Celcius, laporan itu mengatakan negara-negara harus memperkuat target mereka sekitar enam kali atau setidaknya 43 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNA

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com