DETROIT, KOMPAS.com - Seorang remaja mengaku bersalah membunuh empat rekannya di sekolah menengah di negara bagian Michigan Amerika Serikat (AS) tahun lalu, mengaku bersalah atas dua lusin tuduhan, termasuk terorisme dan pembunuhan tingkat pertama.
Ethan Crumbley menjawab "ya" di pengadilan pada Senin (24/10/2022), ketika ditanya apakah dia "secara sadar, berencana dan sengaja" menembak para korban di Oxford High School, utara Detroit.
Tim hukum remaja berusia 16 tahun itu sebelumnya telah mencabut pemberitahuan niat untuk melakukan pembelaan atas kondisi kewarasan kliennya.
Baca juga: Penembakan di SMA St Louis AS, 3 Tewas Termasuk Penembak
Sekarang, remaja laki-laki itu menghadapi hukuman maksimum penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat.
"Ini adalah hari yang penting bagi komunitas kami, para penyintas dan terutama mereka yang kehilangan anak-anak yang mereka cintai," kata Jaksa Wilayah Oakland Karen McDonald, yang mengawasi kasus tersebut, kepada wartawan setelah sidang sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Crumbley melepaskan tembakan dengan pistol semi-otomatis di sekolah menengah itu pada 30 November, menewaskan empat rekannya dan melukai tujuh lainnya.
Insiden itu memperbaharui perdebatan di seluruh AS tentang keamanan senjata dan penembakan massal.
Dalam langkah yang jarang terjadi, Jaksa juga mendakwa orang tua Crumbley dengan pembunuhan tidak disengaja setelah mereka dituduh mengizinkan anaknya mengakses senjata yang digunakan dalam insiden tersebut.
Baca juga: Penembakan di RS AS, 2 Perawat Bangsal Bersalin Tewas
Pada hari penembakan, orang tua Crumbley dipanggil ke sekolah setelah seorang guru menemukan catatan di meja remaja itu.
Isinya menggambarkan seseorang yang tampaknya ditembak di samping pistol, peluru dan kata-kata "darah di mana-mana" dan "Tolong saya. ”
Orang tua, James dan Jennifer Crumbley, diberitahu untuk mencari konseling untuk Ethan, tetapi mereka pergi setelah pertemuan dan remaja itu diizinkan kembali ke kelas.
Jennifer Crumbley sebelumnya menyebut pistol itu di media sosial sebagai "hadiah Natal" untuk putranya. Orang tua itu telah mengaku tidak bersalah.
Pada Senin (24/10/2022), Jaksa mengatakan Crumbley telah mengonfirmasi bahwa pistol itu tidak dikunci di rumah sebelum dia membawanya ke sekolah dan bahwa ayahnya telah membelikan pistol itu untuknya dengan uang anak itu sendiri.
Dia menekankan bahwa pengakuan bersalah Crumbley bukan bagian dari kesepakatan antara pembela dan penuntut.
Baca juga: Penembakan Terbaru AS Tewaskan 5 Orang, Termasuk Polisi
"Kami tidak mengetahui adanya kasus lain di mana pun di negara ini di mana seorang penembak massal telah dihukum karena terorisme dalam sidang negara bagian," kata jaksa.