Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Satu-satunya Anak yang Selamat dari Penembakan Massal Thailand, Tidak Tahu Apa yang Terjadi

Kompas.com - 09/10/2022, 16:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber BBC

BANGKOK, KOMPAS.com – Emmy (3) adalah satu-satunya anak yang selamat dalam pembunuhan massal di sebuah pusat penitipan anak di Thailand pada Kamis (6/10/2022).

Sebelum serangan terjadi, Emmy dan teman-temannya sibuk menggambar dan menulis di pusat penitian anak di Distrik Uthaisawan Na Klang, Provinsi Nong Bua Lamphu.

Sekitar pukul 10.00 waktu setempat, para guru mengirim foto kepada orang tua dari anak-anak di sana tersenyum dengan ceria.

Baca juga: Sabtu Muram di Thailand, Kuil-kuil Padat Peringatan Duka Pasca-Pembunuhan Anak-anak

Dua jam kemudian, saat Emmy tidur siang di samping sahabatnya, penyerang bernama Panya Kamrab, mantan polisi, masuk bersenjatakan pisau dan pistol.

Panya Kamrabdengan membabi buta menyerang dan membunuh, sebagaimana dilansir BBC.

Saksi mata mengatakan, Panya Kamrab pertama kali menembak para staf, termasuk seorang guru yang sedang hamil delapan bulan, sebelum memaksa masuk ke masing-masing kelas.

Panya Kamrab membunuh semua teman Emmy saat mereka tidur.

Tidak jelas bagaimana Emmy bisa selamat. Dia ditemukan terjaga dan meringkuk di samping mayat teman-teman sekelasnya.

Baca juga: Ungkapan Kesedihan Tiada Tara Keluarga Korban Serangan Thailand

“Dia tidak tahu apa yang terjadi ketika dia bangun,” kata kakek Emmy, Somsak Srithong (59), kepada BBC.

“Dia mengira teman-temannya masih tidur. Seorang petugas polisi menutupi wajahnya dengan kain dan membawanya pergi,” sambung Somsak.

Emmy adalah satu-satunya anak yang selamat dalam pembantaian di pusat penitipan anak tersebut.

Total 37 orang tewas, termasuk istri dan anak penyerang. 24 di antara para korban tewas adalah anak-anak.

“Saya merasa sangat bersyukur dia selamat. Saya memeluknya erat-erat saat pertama kali melihatnya,” kata Somsak.

Baca juga: Tragedi Pedih Penembakan Massal Thailand, Anak-anak Masih Tidur Saat Serangan

Ibu Emmy, Panompai Srithong (35), merantau untuk bekerja di Bangkok selama sepekan.

Panompai mendapat kabar bahwa semua anak di pusat penitipan anak telah meninggal. Dia kemudian diyakinkan bahwa putrinya masih hidup.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com