Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Forensik Iran Sebut Kematian Mahsa Amini Bukan karena Pukulan, Keluarga Menolak

Kompas.com - 21/10/2022, 19:03 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Pihak keluarga Mahsa Amini menolak laporan medis resmi Iran yang menyatakan bahwa kematian putrinya bukan disebabkan oleh pemukulan, kata para pengacara pada Kamis (20/10/2022).

Kematian Mahsa Amini (22) terjadi pada 16 September 2022, tiga hari setelah koma menyusul penangkapannya di Teheran oleh polisi moral, karena diduga melanggar aturan ketat berpakaian untuk wanita di negara itu.

Tiga hari setelah kematian putrinya, ayah Mahsa Amini yaitu Amjad mengatakan kepada kantor berita Iran Fars bahwa kesehatan anaknya baik.

Baca juga: Iran Tuding Ada Tangan Barat di Balik Kerusuhan dan Protes Mahsa Amini

Dalam laporan yang diterbitkan pada 7 Oktober 2022, Organisasi Forensik Iran menyatakan bahwa kematian Mahsa Amini tidak disebabkan oleh pukulan di kepala dan organ vital serta anggota tubuh.

"Para pengacara menolak laporan dokter forensik dalam pernyataan pembelaan mereka," kata salah satu pengacara yang bertindak untuk orangtua, Saleh Nikbakht, kepada surat kabar Etemad.

Orangtua kemudian meminta pemeriksaan ulang penyebab kematian oleh komisi lain di hadapan dokter-dokter yang merupakan orang kepercayaan keluarga Mahsa Amini.

"Tanpa mengklarifikasi proses penyelidikan dan peran individu atau orang-orang yang terlibat dalam penangkapan serta pemindahan Mahsa ke markas polisi moral, tidak mungkin membela hak orangtua, dan... penyebab kematian," tambah Nikbakht, dikutip dari kantor berita AFP.

Baca juga:

Pada September 2022, keluarga Mahsa Amini mengadukan polisi yang menangkapnya dan meminta pihak berwenang merilis semua foto serta video selama penahanannya.

Menurut Nikbakht, kepala jaksa telah berjanji "bahwa tim medis yang ditunjuk oleh keluarga akan diberitahu tentang jalannya penyelidikan".

Keluarga Mahsa Amini meminta pengadilan mengundang lima dokter bedah saraf dan ahli saraf, seorang ahli jantung, dan satu psikiater untuk dipilih dari daftar 10 dokter yang dinominasikan oleh orangtua Mahsa Amini," lanjut Nikbakht.

Baca juga: Demo Kematian Mahsa Amini di Iran Berlanjut, Dipimpin Siswi Sekolah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com