Sebuah jajak pendapat tahun lalu menunjukkan 75 persen orang Taiwan mengatakan, mereka akan melawan invasi China.
Rasa identitas yang tumbuh ini disertai dengan rasa bangga pada kisah Taiwan sendiri - tentang demokrasinya yang diperoleh dengan susah payah serta transformasinya menjadi salah satu masyarakat paling terbuka di Asia.
Bagi mereka, ancaman dari China bukan hanya ancaman bagi kepemimpinan politik Taiwan. Ini adalah ancaman bagi semua hak dan kebebasan yang dinikmati rakyatnya.
Taiwan adalah satu-satunya tempat di Asia yang melegalkan pernikahan sesama jenis.
"Menjadi gay dulunya adalah sesuatu yang Anda sembunyikan," kata Mota Lin.
"Tapi sekarang kami terbuka. Dan sikap masyarakat sudah berubah sekarang karena pemerintah telah menerima dan mengakui kami."
Ia tinggal di Taipei selatan bersama pasangannya City Chen serta putri mereka yang berusia dua tahun, Lin-chen.
Dinding apartemen mereka penuh dengan foto keluarga. Lantainya ramai dengan tumpukan mainan. Sukacita kedua perempuan muda ini untuk menjadi orang tua menular. City sedang hamil dengan bayi kedua mereka.
Ia lebih muda dari pasangannya, dan lebih bersemangat tentang identitas Taiwan-nya. Amarah melintas di matanya ketika ditanya tentang ancaman terhadap Taiwan dari China.
Baca juga: Kenapa Banyak Pejabat AS Kunjungi Taiwan dan Bikin China Marah?
"Kami adalah negara yang merdeka dan berdaulat" katanya. "Kalau China ingin merebut Taiwan, mereka harus memulai perang, seperti Rusia di Ukraina. Kalau perang datang, prioritas kami adalah keselamatan keluarga. Jadi, kami mungkin harus pergi."
Ini kemungkinan yang mengerikan. Tetapi bagi Mota Lin, City Chen, Su Guo-zhen, Hanny Hsian, dan 23 juta orang Taiwan lainnya, taruhannya sangat besar.
Selama tiga dekade terakhir, mereka telah menciptakan sesuatu yang luar biasa di sini.
Itu adalah sesuatu yang bisa mereka rayakan dengan bangga hari ini. Dan itu adalah sesuatu yang tidak akan mereka lepaskan, apa pun ancaman dari Beijing.
Baca juga: Jaga-jaga Perang dengan China, Taiwan Sudah Siapkan Persediaan Makanan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.