Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukraina Bangun Pasukan Drone, Minta Warga Sumbang Berbagai Jenis UAV Miliknya

Kompas.com - 10/07/2022, 13:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

KYIV, KOMPAS.com - Lusinan orang telah memberikan drone komersial mereka ke Ukraina, setelah Ukraina meminta "dronasi" (donasi drone) untuk membantu membangun "pasukan drone".

Negara ini juga meminta uang untuk membeli 200 drone pengintai militer.

Baca juga: Zelensky Pecat Sejumlah Duta Besar Ukraina, Ini Alasannya

Pasukan Kyiv dan Moskwa telah menggunakan drone konsumen kecil, atau kendaraan udara tak berawak (UAV), dalam perang Rusia-Ukraina.

Tapi Justin Bronk, dari Royal United Services Institute (RUSI), mengatakan meski drone kecil berguna, taktik musuh bisa beradaptasi untuk melawannya.

Drone kecil dan komersial dapat memberikan pandangan langsung dari posisi musuh, katanya sebagaimana dilansir BBC pada Sabtu (9/7/2022).

"Kedua belah pihak di Ukraina telah mampu dengan sangat cepat mengeksploitasi gambar video real-time itu, untuk menanggapi tembakan artileri dan dengan cepat melawannya sehingga sangat-sangat akurat, bahkan ketika menggunakan artileri tak terarah tua ke pasukan musuh."

Namun dia memperingatkan tindakan balasan elektronik menjadi semakin efektif.

Baca juga: Rangkuman Hari ke-136 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Walk Out dari KTT G20 di Bali, Kota Asal Zelensky Dihancurkan

Kekuatan drone

Menurut Ukraina,Pasukan drone yang diusulkan adalah program kompleks yang melibatkan pengadaan, pemeliharaan dan penggantian, serta pelatihan pilot.

"Pasukan drone akan memungkinkan kami untuk terus memantau garis depan sepanjang 2.470 km (1.535 mil), dan untuk memberikan respons yang efektif terhadap serangan musuh, menggunakan teknologi modern," kata Kolonel Oleksii Noskov, asisten panglima angkatan bersenjata Ukraina.

Mykhailo Fedorov, menteri transformasi digital Ukraina, mengatakan kepada BBC melalui email bahwa tujuan pertama kampanye ini adalah untuk membeli drone taktis, yang memiliki jangkauan 100 mil dan dilengkapi dengan kamera canggih, GPS, dan alat pemetaan.

Namun, setelah mempelajari masalah ini, dia mengatakan "tim kami memahami bahwa tentara Ukraina masih membutuhkan quadcopters", jadi dia mengatakan negara itu meminta orang untuk "menyumbangkan drone mereka sendiri".

Ukraina berharap dapat mengumpulkan ribuan UAV multi guna dan komersial.

Drone yang memenuhi standar minimum disumbangkan ke Ukraina melalui dua gudang, satu di Polandia dan yang lainnya di AS.

Vadym, kiri, dan Oleg memegang drone sebelum mengujinya di pinggiran Kyiv, Ukraina, Rabu, 8 Juni 2022.AP PHOTO/NATACHA PISARENKO Vadym, kiri, dan Oleg memegang drone sebelum mengujinya di pinggiran Kyiv, Ukraina, Rabu, 8 Juni 2022.

Baca juga: Mundurnya Boris Johnson: Pesta untuk Rusia, Kesedihan untuk Ukraina, Harapan Baru untuk Uni Eropa

Fedorov juga ingin perusahaan untuk terlibat, menambahkan: "Proyek ini adalah kesempatan besar bagi produsen drone untuk menguji peralatan mereka dalam kondisi yang keras."

Kampanye, yang diluncurkan pada Jumat (8/7/2022), telah mengumpulkan 5,7 juta euro, memungkinkan pembelian dua UAV militer. Puluhan drone kecil juga telah diterima, tulis Fedorov di Twitter.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Global
Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com