Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Jenderal Tinggi Rusia Ditangkap, Dituduh Melakukan Penyalahgunaan Kekuasaan

Kompas.com - 07/07/2022, 14:32 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

MOSKWA, KOMPAS.com - Penegakan hukum Rusia menahan tiga jenderal tinggi Rusia, termasuk seorang ajudan kepala kementerian dalam negeri negara itu, atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan, kata para pejabat Rabu (6/7/2022).

Letnan Jenderal Sergei Umnov, asisten kepala Kementerian Dalam Negeri Rusia, ditahan bersama Mayor Jenderal Alexei Semyonov, kepala polisi lalu lintas St Petersburg, dan Mayor Jenderal Ivan Abakumov, ketika invasi Rusia ke Ukraina masih berlangsung.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-133 Serangan Rusia ke Ukraina, Telepon Putin dan Macron Bocor, Warga Didesak Tinggalkan Donbass

Antara 2016 dan 2020, tiga jenderal top Rusia diduga menyalahgunakan dana dari Dana Bantuan Program untuk St Petersburg dan Departemen Dalam Negeri utama wilayah Leningrad, dan membeli properti "untuk penggunaan pribadi," menurut surat kabar Rusia Kommersant.

Menurut surat kabar yang dikelola negara, atas permintaan para jenderal, uang dari dana tersebut dihabiskan untuk pembelian real estate dan mobil, serta pembayaran asisten lepas.

Umnov, 57 tahun, menjabat sebagai kepala polisi wilayah St Petersburg dan Leningrad dari Maret 2012 hingga Februari 2019 dan kemudian diangkat sebagai ajudan Wakil Menteri Dalam Negeri Vladimir Kolokoltsev oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.

Sejak 2013, ia juga menjabat sebagai letnan jenderal polisi.

Jika ketiga pejabat itu dinyatakan bersalah, mereka menghadapi hukuman penjara hingga 10 tahun, menurut outlet berita independen Rusia dan Inggris The Moscow Times.

Baca juga: Lukashenko: Rusia dan Belarusia Bersatu, Eropa akan Dibersihkan

Komisi Pengawasan Publik Moskwa mengatakan kepada kantor berita pemerintah Rusia TASS bahwa Umnov saat ini ditahan di sebuah pusat penahanan di Moskwa, di mana ia ditempatkan setelah penangkapannya.

"Umnov ditahan dan dibawa ke Moskwa...Dia tidak mengaku bersalah," kata komisi itu kepada TASS sebagaimana dilansir Newsweek yang juga menghubungi Kementerian Luar Negeri Rusia untuk memberikan komentar.

Umnov "benar-benar tidak setuju dengan apa yang dituduhkan kepadanya, menyebut itu semua kebodohan dan absurditas," Eva Merkacheva, seorang anggota komisi, mengatakan kepada kantor berita Rusia Interfax.

Rumah dan tempat kerja ketiga pria itu digeledah pada Selasa (5/7/2022) oleh karyawan Layanan Keamanan Federal Rusia, dan Direktorat Utama Keamanan Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri Rusia, menurut Kommersant.

Komite Investigasi Rusia, badan otoritas investigasi federal terkemuka di negara itu, membuka kasus pidana ke Umnov, Semyonov, dan Abakumov atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan yang parah sejak Juli 2020.

Baca juga: Blinken Akan Bawa Isu Perang Rusia-Ukraina dalam Pertemuan G20 di Bali

Investigasi saat ini sedang berlangsung dan kegiatan pencarian operasional masih dilakukan, kata para pejabat Rabu (6/7/2022).

Komite telah meminta pengadilan di Moskwa untuk mengirim Umnov, Semyonov, dan Abakumov, ke pusat penahanan pra-sidang selama dua bulan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com