Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara Lantang Kamala Harris Terkait Penembakan Chicago

Kompas.com - 06/07/2022, 17:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Wakil Presiden AS Kamala Harris pada hari Selasa (5/7/2022) menuntut Kongres meloloskan larangan senjata baru saat berpidato di depan serikat guru.

Harris berpidato hanya beberapa mil jauhnya dari insiden pembantaian 4 Juli di Highland Park, Chicago.

Dilansir New York Post, Harris memulai pidatonya dengan mengatakan bahwa kekerasan itu tak perlu terjadi.

Baca juga: Tersangka Penembakan Massal di Chicago Didakwa dengan 7 Tuduhan Pembunuhan

“Kemarin seharusnya menjadi hari untuk berkumpul bersama keluarga dan teman-teman untuk merayakan kemerdekaan bangsa kita dan sebaliknya, di sana ada tragedi kekerasan,” ujar Harris.

“Kita perlu menghentikan kekerasan ini,” katanya disambut tepuk tangan di konvensi tahunan Nation Education Association di Chicago.

“Dan kita harus melindungi komunitas kita dari teror kekerasan senjata. Anda tahu, saya sudah mengatakannya sebelumnya. Cukup sudah."

“Kongres perlu memiliki keberanian untuk bertindak dan memperbarui larangan senjata serbu,” katanya.

Senjata serbu dirancang untuk membunuh banyak manusia dengan cepat,” tambahnya.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-132 Serangan Rusia ke Ukraina, Penembakan Masif di Kota Sloviansk, Kyiv Dituding Siksa Tahanan Perang

Harris menambahkan bahwa tidak ada alasan untuk memiliki senjata perang di jalanan Amerika. AS, menurutnya membutuhkan undang-undang keamanan senjata yang "masuk akal".

Harris, yang pidatonya berulang kali disela oleh sorakan dari penonton di McCormick Convention Center, juga mengatakan Kongres perlu “berhenti melindungi produsen senjata ini dengan perisai kewajiban.”

“Batalkan itu! Cabut itu!” teriaknya.

Sebelumnya, Harris juga menyebut pembantaian 24 Mei di Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas, dengan mengatakan bahwa AS masih berduka atas kehilangan 19 anak dan dua guru di sana.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Penembakan Massal di Chicago | 3 Arti Pesan Zelensky ke Putin Lewat Jokowi

“Guru tidak harus berlatih membarikade ruang kelas. Guru seharusnya tidak harus tahu bagaimana mengobati luka tembak,” katanya.

“Dan para guru tidak boleh diberi tahu bahwa nyawa akan terselamatkan, jika saja Anda memiliki senjata.”

Terkait insiden di Highland Park, terdakwa Robert “Bobby” Crimo III, 21 tahun, diduga menggunakan senapan gaya AR-15 yang dibeli secara legal.

Dia menembakkan lebih dari 70 peluru yang menewaskan tujuh orang dan sekitar 40 lainnya.

Baca juga: Saksi Penembakan Massal pada Hari Kemerdekaan AS: Ada 200 Tembakan, Saya Kira Kembang Api

Dua ledakan cepat, dipisahkan oleh jeda, direkam dalam klip video mengerikan yang juga menunjukkan penonton melarikan diri dari pembantaian dengan ketakutan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com