WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) meluncurkan gelombang baru sanksi ke Rusia, menargetkan media dan industri pertahanannya pada malam parade Hari Kemenangan yang direncanakan Vladimir Putin.
Sanksi baru diumumkan ketika para pemimpin dari kelompok negara-negara industri demokrasi G7 mengadakan pertemuan puncak virtual dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk menunjukkan solidaritas.
Baca juga: Siapa Alina Kabaeva, Mantan Atlet yang Disebut Pacar Putin dan Jadi Target Baru Sanksi UE?
Langkah tambahan ke Rusia ini terutama dimaksudkan untuk menutup celah dalam sanksi yang ada, dan untuk memperketat ikatan di sekitar ekonomi Rusia beberapa tingkat lagi.
Dilansir dari Guardian pada Minggu (8/5/2022), sanksi baru tersebut antara lain:
Dalam memberlakukan larangan jasa, AS sejalan dengan Inggris, yang membuat pengumuman serupa minggu lalu.
Baca juga: Taiwan Harap Dunia Jatuhkan Sanksi ke China jika Beijing Menyerang
Kedua negara menyediakan sebagian besar layanan jasa seperti akuntansi dan konsultasi manajemen untuk perusahaan Rusia.
Pemerintahan Biden melihat penyedia layanan jasa AS sebagai alat potensial yang dapat digunakan Rusia, untuk menghindari tindakan hukuman yang telah diberlakukan.
“Mereka telah diminta oleh perusahaan Rusia untuk membantu mencari cara untuk merumuskan kembali strategi bisnis mereka setelah sanksi,” kata seorang pejabat senior pemerintah.
Dalam beberapa kasus, kata dia, perusahaan Rusia mencari cara bagaimana mengatasi sanksi ini, atau dalam kasus akuntan bagaimana menyembunyikan sebagian dari kekayaan mereka.
“Sekarang kami menutupnya.”
Seperti Inggris, tindakan pembatasan tidak berlaku untuk pengacara, tetapi pejabat AS mengatakan itu bisa berubah. Washington dan London juga mengoordinasikan langkah mereka dalam hal itu.
"Kami membuat penilaian setidaknya untuk saat ini, bahwa jika ada keinginan untuk mencari proses hukum melalui pengacara AS, kami akan membiarkan itu berlanjut," kata pejabat itu.
“Tetapi kami mengevaluasi kembali luasnya sanksi layanan ini setiap hari, dan tergantung pada bagaimana kami melihat perilaku berubah dari waktu ke waktu, kami pasti dapat memperluas sanksi.”
Sanksi media baru akan menargetkan tiga outlet propaganda yang dikendalikan Kremlin: Channel One, Russia-1 dan NTV.
Perusahaan AS tidak akan lagi diizinkan untuk menjual peralatan seperti kamera video atau mikrofon kepada mereka, dan iklan AS di saluran mereka akan dilarang. Tahun lalu, perusahaan-perusahaan AS membeli iklan senilai 300 juta dollar AS di pasar Rusia.
“Banyak dari pengiklan ini telah mengumumkan sejak invasi bahwa mereka akan menghentikan aktivitas bisnis mereka dengan stasiun-stasiun ini, tetapi kami ingin memastikan keputusan itu bertahan dan mengirim sinyal yang lebih luas bahwa perusahaan AS tidak boleh berada dalam bisnis yang mendanai propaganda Rusia,” seorang pejabat senior pemerintah memberikan pengarahan kepada pers sebelum pengumuman tersebut.
Baca juga: Rusia Sebut Pencabutan Sanksi Jadi Bagian dari Pembicaraan Damai, tapi Lalu Dibantah Ukraina
Larangan ekspor teknologi baru pada barang-barang industri seperti mesin berat dan buldoser dimaksudkan untuk berdampak pada upaya perang Rusia, dengan memukul rantai pasokan untuk produsen pertahanan.
AS mengklaim dua pabrik tank besar Rusia, Uralvagonzavod Corporation dan Pabrik Traktor Chelyabinsk, telah terpaksa menghentikan produksi karena kekurangan komponen asing.
Sebanyak 2.600 pembatasan visa baru pada individu ditujukan untuk pejabat militer dan proxy Rusia yang dianggap telah memainkan bagian dalam invasi.
AS juga akan memberlakukan kebijakan visa baru, yang akan berlaku secara otomatis untuk pejabat militer atau proxy yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia.
Sanksi yang ditargetkan juga akan menghantam delapan eksekutif dari Sberbank, lembaga keuangan terbesar Rusia, dan 27 dari Gazprombank, yang dimiliki oleh industri gas raksasa Rusia.
Baca juga: Ikuti AS dan Inggris, Australia Sanksi 2 Putri Putin
Hingga saat ini Gazprombank tidak tersentuh karena perannya dalam memfasilitasi pembelian gas alam Rusia oleh Eropa.
“Ini bukan blok (sanksi) penuh. Kami tidak membekukan aset bank Gazprom atau melarang transaksi apa pun dengan Gazprombank,” kata pejabat senior administrasi.
“Apa yang kami isyaratkan adalah bahwa Gazprombank bukanlah tempat yang aman, jadi kami memberikan sanksi kepada beberapa eksekutif bisnis puncak mereka, dan orang-orang yang duduk di puncak organisasi, untuk memperingatkan dampak yang mengerikan.”
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.