Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkuman Hari Ke-67 Serangan Rusia ke Ukraina, Evakuasi Warga Sipil di Mariupol, Jerman Pastikan Terus Kirim Senjata

Kompas.com - 02/05/2022, 06:47 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Bloomberg

KOMPAS.com - Sekitar 100 warga sipil telah dievakuasi dari pabrik baja Azovstal di Mariupol sejauh ini, menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Perkembangan itu dilaporkan tak lama setelah PBB dan Palang Merah mengungkapkan rincian operasi tersebut.

Meski begitu Rusia kembali menembaki pabrik itu Minggu (1/5/2022) malam, kata Associated Press mengutip seorang komandan Ukraina.

Sementara itu di Kyiv, Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi dan anggota parlemen Demokrat bertemu dengan Zelenskiy dalam kunjungan yang sebelumnya tidak diumumkan.

“Perang akan berakhir ketika kita menang,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Yunani Kathimerini. Zelenskiy memperkirakan biaya perang untuk infrastruktur Ukraina mencapai 60 miliar dollar AS.

Berikut rangkuman hari ke-67 serangan Rusia ke Ukraina, yang berhasil terkumpul sejauh ini.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-66 Serangan Rusia ke Ukraina, Angelina Jolie Kunjungi Lviv, Pesawat Rusia Langgar Wilayah Udara Swedia

Serangan di Mariupol dan Odesa

Rusia kembali menembaki pabrik baja Azovstal di Mariupol pada hari Minggu setelah evakuasi lebih dari 100 warga sipil, kata seorang komandan Ukraina di televisi, menurut AP.

Sekitar 1.000 warga sipil dan mungkin 2.000 tentara Ukraina telah terperangkap di pabrik Azovstal, yang telah dibombardir berat oleh Rusia.

Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan evakuasi dari Mariupol akan berlanjut Senin (2/5/2022), jika "semua persyaratan yang diperlukan terpenuhi," menurut laporan Guardian.

Kementerian pertahanan Rusia mengonfirmasi serangan terhadap sebuah lapangan terbang dekat Odesa pada Sabtu (30/4/2022), yang diklaim berisi senjata yang dipasok oleh AS dan Uni Eropa.

Satu orang terluka dalam kebakaran di fasilitas pertahanan Rusia di wilayah Belgorod, yang berbatasan dengan Ukraina.

Zelenskiy mengatakan pasukan Ukraina telah menghancurkan sekitar 1.000 tank Rusia, 2.500 kendaraan lapis baja, dan hampir 200 pesawat.

Baca juga: Sepekan Dikepung Rusia, Sekelompok Warga Sipil Berhasil Kabur dari Pabrik Baja Azovstal di Mariupol

Hampir 1 Juta Menyeberang Kembali ke Ukraina dari Polandia

Hampir sepuluh minggu setelah invasi Rusia, arus pengungsi ke perbatasan antara Ukraina dan Polandia masih terus mengalir dari kedua arah.

Pada Sabtu (30/4/2022), 23.500 orang menyeberang ke Polandia sementara 26.800 kembali ke Ukraina, menurut otoritas perbatasan Polandia.

Hingga akhir April, sekitar 3,076 juta orang telah menyeberang ke Polandia sejak 24 Februari -- dan 975.000 telah melakukan perjalanan sebaliknya.

Secara keseluruhan, PBB memperkirakan hampir 5,5 juta orang telah meninggalkan Ukraina, dengan Polandia, Rumania, dan Rusia sebagai tujuan utama. Jutaan lainnya telah mengungsi di dalam negeri.

Baca juga: Pembuatan Bunker Nuklir Melonjak saat Perang Rusia-Ukraina Picu Ketakutan di Seluruh Eropa

DPR AS Bertemu Dengan Zelenskiy di Kyiv

Ketua DPR AS Nancy Pelosi bertemu dengan presiden Ukraina dalam kunjungan yang sebelumnya tidak diumumkan ke Kyiv. Dia menjadi pejabat Amerika dengan peringkat tertinggi yang melakukan perjalanan ke Ukraina sejak invasi Rusia pada 24 Februari.

Politisi demokrat AS itu menyatakan dukungan berkelanjutan bagi upaya perang dan upaya Kongres Washington untuk menyelesaikan paket bantuan 33 miliar dollar AS.

Zelenskiy menunjukkan rekaman kunjungan itu di akun Twitter berbahasa Ukraina-nya Minggu (1/5/2022) pagi. “Terima kasih telah membantu melindungi kedaulatan dan integritas teritorial negara kita!” kicaunya.

Rekaman itu menunjukkan Zelenskiy berjabat tangan dengan Pelosi dan anggota parlemen AS lainnya, termasuk Demokrat Adam Schiff dari California, Jason Crow dari Colorado dan Jim McGovern dari Massachusetts.

Baca juga: Tak Diumumkan, Ketua DPR AS Tiba-tiba Kunjungi Ukraina, Temui Zelensky

Persenjataan untuk Ukraina

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan pada Minggu (1/5/2022) bahwa "sekarang perlu" bagi Jerman untuk memasok senjata ke Ukraina dalam perangnya melawan Rusia.

“Kami akan mendukung mereka dengan pengiriman senjata sehingga mereka dapat membela diri,” kata Scholz pada acara serikat buruh 1 Mei.

Scholz menambahkan, penolakan untuk melakukannya adalah "sudah ketinggalan zaman", mengingat jumlah bantuan yang telah ditawarkan negara-negara Eropa lainnya.

“Ini bisa terlihat sinis bagi warga Ukraina ketika mereka diberitahu bahwa mereka harus membela diri terhadap agresi Putin tanpa senjata,” katanya.

Scholz telah menghadapi seruan dari anggota koalisi yang berkuasa dan partai-partai oposisi untuk meningkatkan pengiriman senjata ke Ukraina dan mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Moskwa.

Baca juga: AS Percaya Rusia Tak Akan Gunakan Senjata Nuklirnya

Sanksi energi Rusia

Jerman mengatakan tidak akan memblokir embargo minyak rusia untuk menghukum Putin.

Langkah itu sama dengan yang dipilih Hongaria, yang berjanji akan memveto setiap proposal Eropa yang mengarah pada pembatasan impor energi dari Rusia, menurut seorang menteri senior di pemerintahan Perdana Menteri Viktor Orban.

“Kami telah memperjelas bahwa kami tidak akan pernah mendukung” perpanjangan sanksi Uni Eropa terhadap Rusia ke bidang energi, Menteri Kabinet Gergely Gulyastold di HirTV pada Minggu (1/5/2022).

Uni Eropa akan mengusulkan larangan minyak Rusia pada akhir tahun, karena perangnya di Ukraina, dengan pembatasan impor diperkenalkan secara bertahap sampai saat itu, Bloomberg melaporkan Sabtu (30/4/2022) mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menegaskan kembali bahwa pembayaran asing untuk gas akan dianggap selesai hanya setelah dikonversi menjadi rubel, sehingga berpotensi lebih sulit bagi perusahaan energi dan negara bagian untuk menjaga aliran gas tanpa melanggar sanksi.

Baca juga: Kenapa Gas Rusia Disetop ke Eropa dan Apa Dampaknya

Rubel Menjadi Mata Uang di Pendudukan Kherson

Rusia pada Minggu (1/5/2022) menggantikan hryvnia Ukraina dengan rubel sebagai mata uang resmi di Kherson, kantor berita negara RIA Novosti melaporkan.

Ini terjadi saat Moskwa berupaya memperluas kendali atas kota selatan yang diduduki.

Layanan komunikasi negara Ukraina mengatakan Rusia pada Minggu (1/5/2022) memutuskan komunikasi seluler dan layanan internet yang disediakan oleh operator Ukraina di wilayah Kherson. Media Rusia mengatakan Kyiv bertanggung jawab atas gangguan layanan tersebut.

Sejak merebut Kherson pada awal Maret, Moskwa “telah berusaha melegitimasi kendalinya atas kota dan daerah sekitarnya melalui pemasangan pemerintahan pro-Rusia,” kata kementerian pertahanan Inggris dalam pembaruan intelijen.

Tindakan baru-baru ini “kemungkinan menunjukkan niat Rusia untuk menggunakan pengaruh politik dan ekonomi yang kuat di Kherson dalam jangka panjang.”

Baca juga: Abaikan Risiko Hukuman Penjara, Imam Ortodoks Rusia Buka Suara Menentang Perang Putin

Rencana keanggotaan NATO untuk Swedia

Perdana Menteri Swedia, Magdalena Andersson, mengatakan kepada anggota partai bahwa bergabung dengan NATO akan memberikan negara "tanggung jawab khusus" untuk keamanan di Laut Baltik, menurut sebuah artikel oleh kantor berita TT.

“Jika Swedia diserang maka kami memiliki peluang yang lebih baik untuk mendapatkan dukungan dari negara lain, tetapi Anda juga harus memberikan jaminan keamanan,” kata Andersson kepada anggota partai.

Swedia berencana untuk menerbitkan buku putih tentang keanggotaan NATO pada 13 Mei.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com