Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Denda Wikipedia Rp 966 Juta karena Konten Ilegal Terkait Konflik di Ukraina

Kompas.com - 27/04/2022, 07:45 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Pengadilan Rusia menjatuhkan denda untuk kali pertama kepada Wikimedia Commons, operator platform Wikipedia, pada Selasa (26/4/2022).

Yayasan tersebut dinyatakan bersalah karena gagal menghapus artikel yang dianggap melanggar hukum Rusia.

Sebagian besar konten terkait dengan apa yang diklasifikasikan sebagai penyebaran informasi yang salah tentang militer Rusia dan tindakannya selama konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.

Baca juga: Ukraina: Perebutan PLTN Chernobyl oleh Rusia Tempatkan Dunia di Ambang Bencana

Dilansir dari Russia Today (RT), Pengadilan Rusia menjatuhkan denda 3 juta rubel (sekitar 40.200 dollar AS atau Rp580 juta) pada platform Wikipedia setelah gagal menghapus lima artikel yang menyinggung.

Tim hukum Wikimedia berargumen bahwa mereka yang berada di penuntutan dapat memperbaiki sendiri artikel tersebut jika mereka yakin artikel tersebut melanggar hukum Rusia.

“Jika jaksa percaya ada sesuatu yang salah dalam publikasi ini, dia bisa datang dan mengeditnya,” kata seorang pengacara selama persidangan, seperti dikutip Kantor Berita Rusia RIA Novosti.

Pada hari itu juga, pengadilan yang sama memberlakukan denda tambahan sebesar 2 juta rubel (sekitar 26.800 dollar AS atau Rp386 juta) pada platform Wikipedia dalam putusan terpisah atas kegagalan untuk menghapus tiga artikel tambahan.

Satu artikel juga terkait dengan konflik militer Rusia dan Ukraina, sedangkan dua artikel lainnya berisi informasi pembuatan bahan peledak.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-62 Serangan Rusia ke Ukraina, Kekhawatiran Konflik Meluas ke Moldova, 40 Negara Bahas Pasokan Senjata untuk Kyiv

Dengan demikian, Wikipedia didenda Rusia dengan total 5 juta rubel (sekitar 67.000 dollar AS atau Rp966 juta) karena tudingan konten ilegal yang terkait dengan konflik Ukraina.

Rusia diketahui telah menyerang Ukraina sejak 24 Februari 2022.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Di sisi lain, Kyiv menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com