Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penduduk Desa di Ukraina: Tentara Rusia Memakai Kami sebagai Perisai agar Tak Diserang Balik

Kompas.com - 08/04/2022, 15:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber AFP

KYIV, KOMPAS.com - Di desa Obukhovychi, Ukraina, penduduk setempat mengatakan bahwa pasukan Rusia menggali di sekitar rumah mereka.

Penduduk dan rumah-rumahnya, digunakan sebagai "perisai" untuk mencegah serangan balik angkatan bersenjata Ukraina.

Di satu jalan di komunitas pedesaan, rumah bagi 1.500 orang sebelum perang, AFP pada Kamis (7/4/2022) melihat lima lubang besar digali di ruang antara rumah dan jalan, ada pula yang berada di kebun melewati properti perumahan.

Semuanya dicampur dengan bekas roda atau jejak tank, berserakan dengan paket ransum, pakaian militer yang dibuang, dan paket rokok milik Rusia dan Belarusia.

Baca juga: Saat Band Rock Legendaris Pink Floyd Bersatu Kembali demi Ukraina...

Penduduk setempat di desa yang berlokasi 70 kilometer di barat laut Kyiv mengatakan bahwa tempat mereka jadi lokasi berbagai kendaraan tentara Rusia, dari pertengahan Maret hingga penarikan mereka pada akhir bulan.

Rumah-rumah di jalan juga dikelilingi lubang perlindungan dan kamp semi permanen, berdesakan dengan rumah sipil, meskipun pedesaan itu terbuka lebar ke segala arah.

"Mereka menggali parit untuk memasukkan kendaraan dan menggunakan kami sebagai tameng," kata Yulia Piankova, 35 tahun.

Dinding batas propertinya ditandai dengan cat putih bertuliskan "anak-anak" dalam bahasa Rusia. Dia memiliki lima anak, salah satunya cacat.

"Sangat buruk bahwa mereka tidak pergi ke lapangan untuk bertarung, tetapi mereka datang ke tempat yang mereka tahu ada banyak orang," katanya.

"Mereka berkeliling dan memeriksa siapa yang ada di sana. Mereka membawa kami dari ruang bawah tanah, menghitung kami, dan kemudian mulai menggali keesokan harinya."

Baca juga: Uni Eropa Embargo Batu Bara Rusia, Janji Kirim Lebih Banyak Senjata ke Ukraina

Penggunaan perisai manusia dilarang berdasarkan Konvensi Jenewa, yang jadi semacam kode perilaku kemanusiaan internasional selama masa perang.

Protokol konvensi 1977 menyatakan bahwa "warga sipil tidak boleh digunakan untuk membuat titik atau daerah tertentu kebal dari operasi militer, khususnya dalam upaya untuk melindungi tujuan militer dari serangan".

Sejak Presiden Vladimir Putin memerintahkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari, ada banyak tuduhan kejahatan perang terhadap pasukannya, komandan mereka dan Putin sendiri.

PBB mengatakan serangan Rusia yang meluas dan membabi buta merupakan "keprihatinan besar".

Penemuan mayat yang mengenakan pakaian sipil di kota komuter Kyiv, Bucha, telah menambah tekanan lebih lanjut pada Putin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com