Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusuhan di Peru Imbas Kenaikan Harga BBM dan Makanan, Pemerintah Kunci Ibu Kota

Kompas.com - 06/04/2022, 15:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

LIMA, KOMPAS.com - Perdana Menteri Peru mengatakan mandat penguncian wilayah, yang diberlakukan di ibu kota Lima dan kota terdekat untuk memadamkan protes terhadap kenaikan harga bahan bakar dan makanan, dapat diperluas ke seluruh negara Andes, jika kerusuhan berlanjut.

“Kami sedang mempertimbangkannya,” kata Anibal Torres dalam sebuah wawancara dengan TV milik negara Peru, Selasa (5/4/2022) dilansir dari Al Jazeera.

“Jika situasi ini berlanjut, (lockdown) dapat diperluas ke seluruh negeri, tetapi saya pikir orang akan mengerti dan tidak akan menerima tindakan vandalisme.”

Baca juga: Bukit di Pegunungan Andes Peru Runtuh, Puluhan Rumah Tertimbun

Penduduk ibu kota Peru dan kota pelabuhan tetangga Callao tetap berada di bawah penguncian yang ketat pada Selasa (5/4/2022) setelah Presiden Pedro Castillo mengumumkan keputusan tersebut tengah malam pada Senin (4/4/2022), sebagai tanggapan atas protes.

Kerusuhan pecah di tengah kemarahan tentang lonjakan biaya bahan bakar dan pupuk. Pengemudi truk dan pekerja transportasi lainnya telihat memblokir jalan raya utama.

Setidaknya empat orang tewas dalam bentrokan dengan polisi selama seminggu terakhir, kata pemerintah.

Di bawah aturan pembatasan pergerakan, penduduk Lima, rumah bagi sekitar sepertiga dari 30 juta penduduk Peru, dan Callao diperintahkan untuk tinggal di rumah antara pukul 02.00 dan 23.59 waktu setempat pada Selasa (5/4/2022).

Castillo mengatakan tindakan itu akan berlangsung hingga tengah malam "untuk membangun kembali perdamaian dan ketertiban internal".

Aturan itu membuat jalan raya utama dan pasar jalanan di ibu kota hampir kosong.

Baca juga: Baru 3 Hari Menjabat, Perdana Menteri Peru Langsung Mundur

Militer bergabung dengan polisi di jalan-jalan untuk mengatur keadaan darurat, yang membatasi berbagai kebebasan sipil, termasuk hak atas kebebasan bergerak dan terhadap penangkapan sewenang-wenang.

Keputusan tersebut mengecualikan layanan penting, seperti pasar makanan, apotek, klinik, dan pengumpul sampah, tetapi tidak ada layanan bus.

Demonstran bentrok dengan polisi di sebuah jalan di Lima, Peru, Selasa, 5 April 2022. AP PHOTO/ALDAIR MEJIA Demonstran bentrok dengan polisi di sebuah jalan di Lima, Peru, Selasa, 5 April 2022.

Baca juga: Kecelakaan Pesawat di Garis Nazca Peru, 7 Orang Tewas

'Tidak proporsional'

Krisis tersebut menjadi momen yang sangat rentan bagi Castillo, yang memenangkan pemilihan tahun lalu dengan dukungan luar biasa dari penduduk pedesaan Peru. Kelompok itu juga yang sekarang melakukan protes paling signifikan dalam pemerintahannya sejauh ini.

Popularitas Castillo menurun dengan cepat dan sekarang berada di sekitar 25 persen. Dia selamat dari dua upaya pemakzulan dan mengganti sejumlah anggota kabinet selama delapan bulan kepemimpinannya.

Presiden mengakui dalam beberapa pekan terakhir bahwa negara itu menghadapi krisis ekonomi, yang dia salahkan pada pandemi dan serangan Rusia ke Ukraina.

Menteri Pertahanan Jose Gavidia mengklaim penerapan jam malam dimotivasi oleh laporan intelijen yang menunjukkan ada rencana kekerasan yang lebih luas, terutama di pusat Lima.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Al Jazeera English (@aljazeeraenglish)

Baca juga: FOTO: Tumpahan Minyak Mengerikan yang Mencemari Puluhan Pantai di Peru

Castillo bertemu dengan para pemimpin Kongres Selasa (5/4/2022) malam untuk "menganalisis proposal dan langkah-langkah yang diperlukan untuk menemukan solusi bagi krisis yang dihadapi negara", menurut sebuah pernyataan dari parlemen.

Jam malam dan keadaan darurat dikritik tajam oleh ombudsman resmi Peru, Walter Gutierrez. Kantornya mengatakan telah mengajukan mosi darurat untuk menghentikan mandat penguncian, meskipun permintaan itu belum ditangani oleh hakim.

Presiden Kongres, Maria Alva, menyebut mandat penguncian "tidak dapat diterima" dan mengatakan para legislator akan terus bekerja. Dia juga meminta orang Peru untuk tidak mematuhi perintah.

Di Twitter, Juan Pappier, seorang peneliti senior di Human Rights Watch, mengatakan pembatasan pergerakan itu “tidak proporsional” dan bertentangan dengan perjanjian internasional yang telah didukung oleh Peru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com