Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerman dan Perancis Usir Puluhan Diplomat Rusia atas “Kebrutalan Luar Biasa” di Ukraina

Kompas.com - 05/04/2022, 17:30 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

BERLIN, KOMPAS.com - Pemerintah Jerman menyatakan 40 diplomat Rusia sebagai "orang yang tidak diinginkan", kata Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock, pernyataan yang sama saja dengan pengusiran dari negara itu.

Pengumuman pada Senin (4/3/2022) mengikuti langkah serupa oleh mitra Eropa dalam beberapa hari terakhir, sebagai reaksi terhadap serangan Rusia ke Ukraina.

Tak lama setelah pengumuman Jerman, Perancis mengatakan akan mengusir 35 diplomat Rusia, sebagai bagian dari aksi bersama Eropa.

Sebelumnya pada Senin (4/3/2022), Lithuania mengusir duta besar Rusia di negaranya.

Baca juga: Gagal Rebut Kyiv, Ini 5 Skenario Plan B Rusia di Ukraina

Berbicara ketika Rusia menghadapi kritik masif global atas tuduhan kekejaman pasukannya di Bucha, sebuah kota dekat Kyiv, Baerbock dari Jerman mengatakan pengusiran itu merupakan tanggapan terhadap “kebrutalan yang luar biasa” yang dilepaskan Kremlin di Ukraina.

“Gambar-gambar dari Bucha berbicara tentang kebrutalan yang luar biasa oleh para pemimpin Rusia, dan oleh mereka yang mengikuti propagandanya dengan keinginan tak terbatas untuk memusnahkan,” kata Baerbock dilansir dari Al Jazeera pada Senin (4/4/2022).

Moskwa mengatakan keputusan Jerman untuk mengusir sejumlah diplomat Rusia "tidak bersahabat" dan akan memperburuk hubungan.

“Pengurangan tidak berdasar dalam jumlah staf diplomatik di misi Rusia di Jerman akan mempersempit ruang untuk menjaga dialog antara negara-negara kita, yang lebih lanjut akan menyebabkan memburuknya hubungan Rusia-Jerman,” kata kedutaan Rusia di Berlin dalam sebuah pernyataan yang diunggah di Telegram.

Kemudian pada Senin (4/4/2022), Perancis mengumumkan akan mengusir puluhan diplomat Rusia.

"Perancis memutuskan malam ini untuk mengusir sejumlah personel Rusia dengan status diplomatik yang ditempatkan di Perancis yang kegiatannya bertentangan dengan kepentingan keamanan kami," kata Kementerian Luar Negeri Perancis dalam sebuah pernyataan.

Para jurnalis berdiri di sisi kuburan massal warga dan wali kota bersama keluarganya di Motyzhyn, dekat Kyiv, Senin (4/4/2022). Jenazah mereka ditemukan dengan tangan diikat ke belakang.AP PHOTO/EFREM LUKATSKY Para jurnalis berdiri di sisi kuburan massal warga dan wali kota bersama keluarganya di Motyzhyn, dekat Kyiv, Senin (4/4/2022). Jenazah mereka ditemukan dengan tangan diikat ke belakang.

Baca juga: Saat Keturunan Sastrawan Besar Rusia Leo Tolstoy Menentang Perang dan Selamatkan Pengungsi Ukraina...

Puluhan mayat ditemukan di kuburan massal atau berserakan di jalan-jalan setelah penarikan pasukan Rusia dari Bucha.

Kremlin telah membantah tuduhan Barat bahwa pasukan Rusia bertanggung jawab atas pembunuhan warga sipil di Bucha.

Namun, Baerbock mengatakan "gambar serupa" harus ditakuti "di tempat lain yang diduduki pasukan Rusia".

Dia mengatakan penting untuk “membela kebebasan kita dan bersiap untuk mempertahankannya”.

“Itulah sebabnya pemerintah Jerman memutuskan menyatakan sejumlah besar staf kedutaan Rusia, yang bekerja setiap hari di sini di Jerman melawan kebebasan kita, melawan kohesi masyarakat kita, sebagai persona non grata,” katanya.

Baca juga: Ukraina Terkini: China Lakukan Pembicaraan dengan Ukraina, Bantu Akhiri Konflik

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com