Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkuman Hari Ke-27 Serangan Rusia ke Ukraina, Moskwa Bombardir Mariupol, 3,5 Juta Orang Mengungsi

Kompas.com - 23/03/2022, 06:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

KYIV, KOMPAS.com – Invasi Rusia ke Ukraina telah memasuki hari ke 27 pada Selasa (22/3/2022) sejak dimulai pada 24 Februari.

Rusia terus membombardir Kota Mariupol hingga luluh lantak setelah penduduk kota tersebut menolak untuk menyerah.

Pemerintah Ukraina mendesak Rusia untuk mengizinkan evakuasi sedikitnya 100.000 warga sipil yang ingin meninggalkan Mariupol.

Sementara itu, militer memperingatkan warga Ukraina secara nasional mengenai serangan yang dilakukan Rusia yang lebih membabi buta.

Dilansir Reuters, berikut rangkuman hari ke-27 invasi Rusia ke Ukraina.

Baca juga: Selamat dari 4 Kamp Konsentrasi Nazi, Korban Holocaust Tewas dalam Serangan Rusia ke Ukraina

Pengungsi

Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lebih dari 3,5 juta orang telah melarikan diri ke luar negeri dari Ukraina sejak invasi dimulai.

Kondisi tersebut membuat negara-negara di kawasan Eropa Timur berjuang keras untuk menyediakan perawatan, sekolah, dan pekerjaan bagi para pengungsi.

Sanksi

Uni Eropa (UE) tidak dapat menyetujui apakah atau bagaimana menjatuhkan sanksi pada sektor energi Rusia.

Jerman dan Belanda mengatakan, UE masih terlalu bergantung pada minyak dan gas Rusia untuk memberlakukan embargo sekarang.

Perusahaan Rusia mengalami masalah dalam membayar pemegang utang mereka karena sanksi yang ada.

Kapal pesiar kedua yang terkait dengan Roman Abramovich berlabuh di sebuah resor Turki.

Beberapa sumber mengatakan, dia dan orang kaya Rusia lainnya ingin berinvestasi di Turki.

Baca juga: Seluk Beluk Rudal Hipersonik, Senjata Terkini Rusia dalam Konflik Ukraina, Sehebat Apa?

Senjata kimia

Rusia, AS, dan Inggris saling tuding atas kemungkinan serangan senjata kimia di Ukraina.

Namun, tidak ada satu bukti pun yang mendukung klaim dan kekhawatiran negara-negara tersebut.

Kremlin mengatakan, pihaknya hanya akan menggunakan senjata nuklir dalam kasus "ancaman eksistensial" ke Rusia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com