Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Tahan 100 Pesawat yang Terbang ke Rusia Usai Sanksi Aktif, Termasuk Milik Abramovich

Kompas.com - 19/03/2022, 20:29 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) secara efektif memberlakukan larangan terbang untuk 100 pesawat yang dikatakan baru-baru ini terbang ke Rusia, setelah sanksi atas invasi ke Ukraina diberlakukan.

Sebuah pesawat yang digunakan oleh pengusaha Rusia Roman Abramovich, dan mungkin telah melanggar kontrol ekspor AS, termasuk dalam daftar pesawat jet yang ditahan.

Baca juga: 4 Kesalahan Militer Rusia dalam Serangan ke Ukraina Menurut Analis Militer Barat

Kementerian Perdagangan AS pada Jumat (19/3/2022) menerbitkan daftar 99 pesawat Boeing yang dioperasikan oleh maskapai penumpang dan kargo Rusia – termasuk Aeroflot, Air Bridge Cargo, Utair, Nordwind, Azur Air dan Aviastar-TU – serta Gulfstream G650 milik Abramovich.

“Memberikan layanan apa pun ke pesawat-pesawat ini tanpa izin berisiko melanggar peraturan ekspor AS,” kata departemen itu dalam sebuah pernyataan dilansir dari Al Jazeera.

Lebih lanjut pernyataan itu menyatakan bahwa pihak yang melanggar aturan tersebut dapat dikenakan “pemenjaraan dengan waktu yang substansial, denda, kehilangan hak ekspor, atau pembatasan lainnya”.

“Dengan mencegah pesawat-pesawat ini menerima layanan apa pun, misalnya termasuk dari luar negeri, penerbangan internasional dari Rusia dengan pesawat ini secara efektif dihentikan,” kata pernyataan itu.

Langkah itu dilakukan ketika pemerintahan Presiden AS Joe Biden terus memberlakukan pembatasan pada pejabat Rusia, perusahaan, dan entitas lain, untuk menekan Presiden Vladimir Putin mengakhiri perang di Ukraina.

Baca juga: Kereta Bayi Kosong Jadi Simbol Anak-anak yang Tewas akibat Invasi Rusia

Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada akhir Februari, dan pemboman selama berminggu-minggu di kota-kota negara tetangganya itu telah membuat jutaan orang mengungsi secara internal dan memaksa jutaan lainnya meninggalkan Ukraina.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendorong sekutu barat berbuat lebih banyak untuk membantu, di tengah berlanjutnya serangan Rusia.

Permintaan Zelenskyy termasuk soal penyediaan lebih banyak senjata dan penetapan zona larangan terbang di atas Ukraina.

Tetapi AS dan NATO telah menolak permintaan terakhir itu. Mereka beralasan itu akan mengarah konflik pada konfrontasi langsung antara Washington dan Moskwa.

Minggu ini, setelah Zelenskyy berpidato di Kongres AS, Biden mengumumkan bantuan militer tambahan sebesar 800 juta dollar AS ke Ukraina. Itu termasuk 800 sistem anti-pesawat, ribuan rudal peluncuran bahu dan peralatan lainnya, seperti drone.

Baca juga: 3 Kosmonot Rusia Tiba di ISS dengan Warna Khas Bendera Ukraina. Ada Pesan Khusus?

AS awal bulan ini juga meluncurkan apa yang disebutnya “Klepto Capture” – sebuah inisiatif untuk meminta pertanggungjawaban elit kaya Rusia, dan memastikan sanksi AS diterapkan selama perang di Ukraina masih berkobar.

Pada Jumat (18/3/2022), Kementerian Perdagangan AS merilis nomor ekor spesifik dari pesawat yang ditargetkan, termasuk 33 pesawat Boeing yang dioperasikan oleh Aeroflot AFLT.MM, dan 12 pesawat kargo Boeing 747 yang dioperasikan oleh AirBridge Cargo, sebuah unit dari maskapai kargo terbesar Rusia Volga-Dnepr Group.

Aeroflot dan juru bicara Abramovich, pemilik klub sepak bola Inggris Chelsea, tidak segera menanggapi permintaan komentar dari kantor berita Reuters.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com