Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Kesalahan Militer Rusia dalam Serangan ke Ukraina Menurut Analis Militer Barat

Kompas.com - 19/03/2022, 19:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

MOSKWA, KOMPAS.com - Banyak analis militer Barat terkejut dengan kinerja militer Rusia di medan perang dengan serangan Rusia ke Ukraina memasuki minggu ketiga.

Rusia memiliki salah satu angkatan bersenjata terbesar dan terkuat di dunia, tetapi kemampuan itu disebut belum terlihat dalam invasi ke Ukraina.

Baca juga: 2 Menteri Inggris Terkecoh, Penipu Rusia Korek Informasi Rahasia dan Permalukan Mereka

Salah satu analis bahkan menggambarkan kondisi saat ini sebagai "suram". Kemajuan militernya tampaknya sebagian besar terhenti dan beberapa sekarang mempertanya apakah Moskwa dapat pulih dari kerugian yang kini juga diderita pihaknya.

"Rusia jelas-jelas belum mencapai tujuan mereka dan mungkin tidak akan mencapainya pada akhirnya", ujar seorang pejabat senior militer NATO mengatakan kepada BBC minggu ini.

Jadi apa yang salah? BBC dalam laporannya berbicara dengan perwira militer senior dan pejabat intelijen Barat, tentang kesalahan yang telah dibuat Rusia.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-23 Serangan Rusia ke Ukraina, Klaim Kemajuan dalam Pembicaraan, Undangan Pertemuan Pemimpin G7 di Kyiv

Meremehkan lawan

Kesalahan pertama Rusia adalah meremehkan kekuatan perlawanan dan kemampuan angkatan bersenjata Ukraina yang lebih kecil.

Rusia memiliki anggaran pertahanan tahunan lebih dari 60 miliar dollar AS (Rp 860,4 triliun), dibandingkan dengan pengeluaran Ukraina yang hanya lebih dari 4 miliar dollar AS (Rp 57,3 triliun).

Pada saat yang sama, Rusia dinilai melebih-lebihkan kekuatan militernya sendiri. Presiden Rusia Vladimir Putin memulai program modernisasi yang ambisius untuk militernya dan dia juga mungkin mempercayai superioritas kekuatan militernya sendiri.

Seorang pejabat senior militer Inggris mengatakan sebagian besar investasi Rusia telah dihabiskan untuk persenjataan dan eksperimen nuklirnya yang luas, termasuk mengembangkan senjata baru seperti rudal hipersonik.

Rusia seharusnya telah memiliki tank paling canggih di dunia, T-14 Armata. Armada buatannya itu terlihat di Parade Hari Kemenangan Moskwa di Lapangan Merah, tapi tidak terlihat dalam pertempuran.

Sebagian besar yang dikerahkan Rusia adalah tank T-72 yang lebih tua, pengangkut personel lapis baja, artileri, dan peluncur roket.

Baca juga: Rusia Perkuat Cengkeraman di Mariupol, Akses Ukraina ke Laut Azov Hilang

Kehilangan momentum

Pada awal invasi, Rusia memiliki keuntungan yang jelas di udara. Pesawat tempur militer Rusia bergerak di dekat perbatasan, tiga banding satu jumlah angkatan udara Ukraina.

Sebagian besar analis militer berasumsi bahwa pasukan penyerang akan dengan cepat memperoleh keunggulan dari udara, tetapi ternyata tidak. Pertahanan udara Ukraina masih terbukti efektif, membatasi kemampuan Rusia untuk bermanuver.

Seorang pejabat senior intelijen Barat mengatakan kepada BBC bahwa Rusia berpikir dapat mendominasi dengan mengerahkan unit-unit yang lebih ringan. Penggunaan ujung tombak pertahanan, seperti Spetsnaz dan pasukan terjun payung VDV, akhirnya dikesampingkan.

Namun dalam beberapa hari pertama serangan helikopter Rusia di Bandara Hostomel, tepat di luar Kyiv, berhasil digagalkan. Ini menghalangi Rusia membawa pasukan, peralatan dan pasokan. Rusia akhirnya harus mengangkut logistiknya sebagian besar melalui jalan darat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com