Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerman Akan Kirim 2.700 Rudal Buatan Soviet ke Ukraina untuk Lawan Rusia

Kompas.com - 04/03/2022, 20:03 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BERLIN, KOMPAS.com - Jerman akan menambah pengiriman senjata ke Ukraina di tengah invasi Rusia, dengan mengirimkan 2.700 rudal anti-pesawat ke zona konflik tersebut, kata sumber pemerintah kepada AFP pada Kamis (3/3/2022).

Pemerintah menyetujui dukungan lebih lanjut untuk Ukraina, termasuk pengiriman rudal anti-pesawat tipe STRELA buatan Soviet yang sebelumnya digunakan oleh tentara komunis Jerman Timur, kata sumber tersebut.

Pengiriman senjata pertama Jerman sebanyak 1.000 anti-tank dan 500 rudal anti-pesawat lainnya telah dikirim ke garis depan, kata pemerintah pada Rabu (2/3/2022).

Baca juga: Pasukan Rusia Dilaporkan Sabotase Kendaraan Sendiri, Menangis, dan Saling Tembak

Sebanyak 18.000 helm juga dikirim ke Ukraina selama akhir pekan lalu, sehingga jumlah total yang disumbangkan oleh Jerman menjadi 23.000.

"Peralatan militer lebih lanjut siap dikirim," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman kepada AFP tanpa memberikan rincian lebih lanjut, dan menyebutkan bahwa beberapa item belum disetujui.

Langkah itu dilakukan setelah Jerman mendobrak kebijakan lama untuk tidak mengirim senjata ke zona konflik, posisi yang berakar pada kesalahan perang era Nazi.

Para sekutu mengkritik Berlin karena tidak mendukung Pemerintah Ukraina dengan senjata tempur, dan awalnya menawarkan mengirim 5.000 helm serta membangun rumah sakit lapangan.

Pada Sabtu (26/2/2022), Kanselir Jerman Olaf Scholz mengakui bahwa invasi Rusia mencerminkan titik balik dalam sejarah yang memaksa Jerman untuk memikirkan kembali prioritasnya.

Jerman berjanji untuk menginvestasikan 100 miliar euro (Rp 1,5 kuadriliun) dalam membangun angkatan bersenjatanya sendiri guna menghadapi ancaman Rusia.

Baca juga: Hanya Tawarkan Helm untuk Ukraina, Jerman Diolok-olok Warganya Sendiri

Pemerintah Jerman pada Sabtu (26/2/2022) juga menyetujui pengiriman persenjataan buatan Jerman ke Ukraina dari negara pihak ketiga, termasuk 400 peluncur roket anti-tank melalui Belanda.

Pemerintah negara itu pun membuka blokade pengiriman delapan meriam howitzer tua yang dibeli Estonia dari Jerman Timur.

Egon Krenz mantan pemimpin negara komunis Jerman pada Januari mengatakan kepada harian Berliner Zeitung, pengiriman senjata Jerman timur akan bertentangan dengan semangat reunifikasi.

Baca juga: Gelombang Pertama Pejuang Asing Tiba di Ukraina, Bantu Lawan Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com