Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Bergantung kepada Ukraina Soal Teknologi Militer, dan Perang Mengancam Hubungan Keduanya

Kompas.com - 04/03/2022, 13:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Upaya modernisasi militer Beijing selama dua dekade terakhir tak lepas dari teknologi, perlatan, dan sumber daya manusia dari Ukraina.

Kini, karena invasi Rusia ke Ukraina, hubungan strategis antara Kiev dan Beijing terancam rusak, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (3/2/2022).

Beberapa analis militer dan diplomat mengatakan, konflik saat ini dapat merusak perdagangan antara kedua negara yang telah membantu modernisasi militer China selama 20 tahun terakhir.

Baca juga: Perang Rusia Vs Ukraina: Kenapa China Abstain di PBB, Bakal Serang Taiwan Juga?

Ukraina yang frustrasi karena hubungan Beijing yang terus mesra dengan Mokswa serta ketidakpastian atas bentuk ekonomi dapat mengancam hubungan Ukraina-China.

Analis militer China yang berbasis di Moskwa, Vasily Kashin dari HSE University, mengatakan, Ukraina menjadi "tempat berburu" yang baik bagi teknisi militer China.

"Ada banyak hal di sana, dan dalam beberapa kasus lebih mudah untuk mendapatkannya daripada mendapatkannya dari Rusia," kata Kashin.

"Hubungan seperti itu akan benar-benar hancur," imbuh Kashin.

Pasalnya, sambung Kashin, Pemerintah Ukraina marah atas dukungan diplomatik China untuk Rusia dalam konflik di sana.

Baca juga: China Bantah Minta Rusia Tunda Invasi ke Ukraina sampai Olimpiade Beijing Selesai

Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) melaporkan, kapal induk pertama China merupakan kapal era Uni Soviet yang Beijing beli dari Ukraina.

Selain itu, China juga membeli mesin untuk pesawat latih, kapal perusak, tank, serta pesawat angkut dari Ukraina.

Data SIPRI menunjukkan, kesepakatan antara China dan Ukraina setiap tahun menghabiskan setidaknya antara 70 juta dollar AS hingga 80 juta dollar AS.

Program yang sudah berjalan lama termasuk kesepakatan senilai 317 juta dollar AS hingga 319 juta dollar AS untuk menyediakan kendaraan serbu amfibi.

Selain itu, ada kesepakatan senilai 380 juta dollar AS berupa mesin turbofan untuk pesawat latih tempur JL-10 milik China, menurut data SIPRI.

Baca juga: China Disebut Minta Rusia Tunda Invasi Ukraina Setelah Olimpiade Beijing

Kesepakatan penting lainnya adalah penjualan 30 turbin gas untuk 15 kapal perusak Type-052D.

Mesin-mesin tersebut sekarang diproduksi China di bawah lisensi dan mungkin juga telah diadaptasi dan ditingkatkan untuk kapal yang lebih modern.

Halaman:
Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com