Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Irigasi Jenius di Spanyol Peninggalan Umat Muslim Ribuan Tahun Lalu

Kompas.com - 04/03/2022, 19:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

"Sistem pengelolaan air yang diterapkan di sini (membuat) tanaman terong, jeruk, articok, hingga zaitun bisa hidup berdampingan," jelas Clelia Maria Puzzo dari Organisasi Pertanian dan Pangan PBB (FAO) yang memasukkan La Huerta pada daftar warisan pertanian yang penting bagi dunia (GIAHS), November 2019 lalu.

"Beragam hasil tani diimpor dari Asia dan Amerika beberapa ratus tahun lalu, namun mereka beradaptasi dengan sempurna berkat sistem irigasi ini," tambahnya.

Sistem irigasi ini dikelola oleh organisasi sosial yang mengatur La Huerta selama lebih dari 1.000 tahun. Tribunal de las Aguas de la Vega de la Valencia, atau Pengadilan Air di Dataran Valencia, dibentuk pada tahun 960 sehingga resmi disebut sebagai dewan yudisial tertua di dunia.

Baca juga: Desa Hantu Muncul di Spanyol Setelah Kekeringan Kosongkan Waduk

Pengadilan ini terdiri dari delapan petani yang menjadi perwakilan terpilih dari masing-masing komunitas yang mengelola setiap saluran irigasi utama. Mereka bertemu untuk menyelesaikan sengketa di luar Katedral Valencia setiap Kamis tengah hari.

Cara mereka bersidang pun cukup unik. Kedelapan pria itu memakai jubah hitam dan duduk di bangku kayu beralaskan kulit dengan membentuk formasi setengah lingkaran.

Air adalah satu-satunya topik yang disidangkan. Adapun pihak tergugat, menurut Maria Jose Olmos Rodrigo selaku sekretaris pengadilan, biasanya diadili karena membanjiri lahan tetangga, mengambil air yang bukan jatahnya, atau tidak merawat saluran irigasi dengan baik.

Semua proses persidangan berlangsung dengan bahasa Valencia, ringkas, dan putusannya final.

Pengadilan memang telah menjadi aspek yang menyatu dengan sistem irigasi, namun penggunaan lahan telah berkembang sesuai zaman.

Baca juga: Nikahi Penulis Erotika, Seorang Uskup di Spanyol Dicabut Kewenangannya

"Inilah sejarah La Huerta. Kami beradaptasi dengan jenis tanaman dari waktu ke waktu, kami banyak berubah dan seringkali hanya untuk bertahan hidup," papar Miquel Minguet, CEO Horta Viva.

Perusahaan yang dikelolanya mencerminkan mentalitas ini: dari bertani di lahan organik kecil dekat Alboraya di bagian utara kota hingga sekarang menjalankan tur agriwisata di sekitar La Huerta.

Budaya adaptasi La Huerta, yang tidak hanya mengonservasi tapi juga memperbaiki kondisi kontemporer, menurut Clelia Maria Puzzo dari FAO, berpotensi menjadi solusi berkesinambungan bagi masalah-masalah pertanian modern.

Oleh karena itu, sejak Juli 2019, Valencia menjadi Pusat Dunia bagi Pangan Urban Berkesinambungan (CEMAS)—sebuah inisiatif yang didirikan bertujuan memastikan pangan berkesinambungan untuk generasi masa depan.

"Produksi di La Huerta pada dasarnya ditujukan bagi konsumsi sendiri dan pasar lokal," ujar Vicente Domingo, direktur CEMAS.

"Berkat strukturnya yang unik, (sistem irigasi La Huerta) mampu bertahan selama berabad-abad dengan upaya para petani dari generasi ke generasi yang melestarikan lahan ini meski ada tekanan urbanisasi," lanjutnya.

Baca juga: Vatikan Selidiki 251 Kasus Pedofilia di Gereja Katolik Spanyol

Petani yang dimaksud Vicente mencakup Tony Montoliu, yang menggarap sebidang lahan di Kota Meliana sebelah utara La Huerta sejak dia berusia 12 tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com