KIEV, KOMPAS.com - Seorang mahasiswa India tewas pada Selasa (1/3/2022) dalam penembakan di Ukraina.
Ini terjadi saat otoritas India di New Delhi mendesak Moskow dan Kiev untuk memberi keamanan bagi sekitar 12.000 warga India yang berada di sana.
"Dengan kesedihan yang mendalam, kami mengonfirmasi bahwa seorang mahasiswa India kehilangan nyawanya dalam penembakan di Kharkiv pagi ini," kata juru bicara kementerian luar negeri India Arindam Bagchi di Twitter.
Baca juga: [HOAKS] Putin Peringatkan Indonesia agar Tak Ikut Campur Konflik Rusia-Ukraina
Dilansir AFP, dia menambahkan bahwa menteri luar negeri, yang merupakan pegawai negeri utama kementerian, memanggil duta besar Rusia dan Ukraina.
Menlu mengulangi permintaan keamanan yang mendesak bagi warga negara India yang masih berada di Kharkiv dan kota-kota di zona konflik lainnya.
Kharkiv, kota kedua Ukraina, telah menjadi sasaran pasukan Rusia sejak Presiden Vladimir Putin melancarkan invasi ke negara Eropa timur itu pekan lalu.
Menurut gubernur regional Oleg Sinegubov, pada Selasa, alun-alun pusat kota dekat perbatasan Rusia ditembaki pasukan yang menghantam gedung pemerintah setempat,
Baca juga: Militer Rusia Klaim Telah Ambil Alih Kota Kherson Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutuk penembakan itu sebagai "kejahatan perang".
Dia menambahkan dalam sebuah pernyataan dalam video.
"Ini adalah terorisme di negara bagian dari Rusia," ujarnya.
Namun Menteri Luar Negeri India Harsh Vardhan Shringla tidak mengkritik Rusia.
Baca juga: Belarus Pasok Lebih Banyak Pasukan ke Perbatasan Ukraina, Bantu Invasi Rusia?
Pelajar itu, Naveen Shekharappa Gyanagoudar, keluar untuk membeli beberapa bahan makanan.
Shringla menyebutnya berada di sebuah toko dan sedang dalam antrean ketika dipukul.
"Saya tidak tahu bagaimana kejadiannya. Situasinya tidak sepenuhnya jelas," tambahnya.
"Ini adalah zona konflik dan situasi ini sangat disayangkan."
Di negara bagian Karnataka, India selatan, ayah siswa itu memohon kepada pihak berwenang dan perwakilan India di Ukraina agar membalikan mayat anaknya.
Baca juga: Belarus Pasok Lebih Banyak Pasukan ke Perbatasan Ukraina, Bantu Invasi Rusia?
Sebelum invasi Rusia, ada sekitar 20.000 orang India di Ukraina.
Sekitar 8.000 telah berhasil meninggalkan negara itu, di antaranya sekitar 1.400 telah diterbangkan kembali ke India.
Menurut media India, beberapa pelajar India dilarang menyeberang ke negara tetangga. Penjaga perbatasan dilaporkan menolak membiarkan mereka lewat dan meminta uang.
Aruj Raj, seorang siswa di Kharkiv, mengatakan kepada Hindustan Times bahwa dia telah berada di bunker asrama bersama 400 siswa India lainnya sejak Kamis.
"Ada begitu banyak pengeboman yang terjadi di luar," katanya. "Kami bisa melihat perkelahian jalanan melalui jendela kami."
Baca juga: 70 Pria Jepang Siap Terjun ke Ukraina Lawan Invasi Rusia
"Kota ini masih di bawah jam malam. Tidak mungkin bagi kami untuk keluar. Kami hampir tidak punya apa-apa lagi untuk dimakan atau diminum," tanbahnya.
New Delhi telah lama mengalami ketegangan dalam hubungannya dengan Moskow dan Barat.
Pekan lalu, mereka abstain dalam pemungutan suara pada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyesalkan "agresi" Rusia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.