Pada 2019, para Pemerintah Uni Eropa menyatakan pembicaraan itu mati.
Sebanyak dua negara bekas Yugoslavia lainnya--Bosnia dan Kosovo--dianggap sebagai calon potensial tetapi belum memenuhi kriteria keanggotaan Uni Eropa.
Brussels meluncurkan Kemitraan Timur dengan sejumlah republik bekas Soviet pada 2009 termasuk Armenia, Azerbaijan, Belarus, Georgia, Moldova, dan Ukraina.
Uni Eropa mengulurkan hubungan ekonomi dan politik yang lebih dekat dengan imbalan reformasi.
Beberapa negara tersebut, terutama Ukraina dan Georgia, menganggap perjanjian itu sebagai batu loncatan untuk keanggotaan penuh, tetapi tidak ada jaminan yang ditawarkan oleh para pemimpin Uni Eropa.
Belarus yang otoriter menangguhkan partisipasinya tahun lalu.
Baca juga: Alasan Kenapa Ukraina Membenci Rusia dan Uni Soviet
Namun, keanggotaan Uni Eropa adalah proses yang panjang dan rumit, dan negosiasi biasanya memakan waktu beberapa tahun.
Meskipun hanya butuh empat tahun untuk mengakui Finlandia, tiga republik bekas Uni Soviet di Baltik melalui sembilan tahun pembicaraan dan reformasi.
Syarat pertama untuk menjadi anggota Uni Eropa adalah diakui sebagai negara kandidat. Kemudian, negosiasi panjang dimulai. Negara calon anggota harus membuktikan memenuhi standar demokrasi, ekonomi dan politik Uni Eropa.
Institusi stabil yang menjamin demokrasi, penghormatan terhadap hak asasi manusia dan minoritas, serta ekonomi pasar yang layak adalah syarat wajib menjadi negara anggota Uni Eropa.
Zelensky lalu meminta prosedur khusus baru untuk mempercepat keanggotaan Ukraina di Eropa. "Saya yakin itu adil. Saya yakin itu mungkin," katanya.
Baca juga: Kenapa Rusia Tidak Masuk NATO? Ini 5 Alasannya
Baca juga: Apa Itu NATO dan Daftar Negara Anggotanya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.