Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ceko Sebut Invasi Rusia ke Ukraina Perbuatan Biadab

Kompas.com - 24/02/2022, 17:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WARSAWA, KOMPAS.com - Sejumlah negara di Eropa tengah pada Kamis (24/2/2022) mengutuk Rusia karena menyerang Ukraina.

Selain itu, negara-negara sekutu NATO yang berbatasan dengan Ukraina, kecuali Ceko dan Bulgaria, memulai persiapan untuk menerima kemungkinan ratusan ribu orang yang melarikan diri dari Ukraina.

Polandia menyerukan sanksi yang paling keras terhadap Rusia, sebagaimana dilansir Reuters.

Baca juga: Kesaksian WNI di Ukraina Dengar Bom Meledak Berkali-kali Usai Putin Umumkan Operasi Militer

Perdana Menteri Polandia Morawiecki berseru kepada semua pihak untuk segera menanggapi agresi Rusia terhadap Ukraina.

"Eropa dan dunia bebas harus menghentikan (Presiden Rusia Vladimir) Putin. Dewan Eropa hari ini harus menyetujui sanksi seberat mungkin," kata Morawiecki.

Pemerintah Polandia mengatakan, pihaknya mengharapkan keputusan untuk memperkuat sayap timur NATO setelah pasukan Rusia menginvasi Ukraina.

Sementara itu, Perdana Menteri Ceko Petr Fiala mengatakan di Twitter bahwa invasi Rusia ke Ukraina adalah tindakan agresi yang sama sekali tidak bisa dibenarkan.

Baca juga: Ukraina Tutup Seluruh Wilayah Udara untuk Penerbangan Sipil di Tengah Operasi Militer Rusia

"Tidak dapat dibiarkan tanpa reaksi dari Uni Eropa dan NATO," ujar Fiala.

Menteri Luar Negeri Ceko Jan Lipavsky juga di Twitter mengatakan, bersama dengan para sekutu, Ceko akan menanggapi tindakan agresi biadab dari Rusia.

Para pemimpin Uni Eropa akan membahas paket sanksi lebih lanjut terhadap Rusia pada pertemuan darurat Kamis malam waktu setempat.

Pada Kamis pagi waktu setempat, Hungaria belum secara eksplisit mengutuk serangan itu. Tetapi, Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto mengatakan bahwa perang adalah skenario terburuk.

Baca juga: Operasi Militer Rusia, Ledakan dan Sirene Serangan Udara Terdengar di Kiev Ibu Kota Ukraina


Dia menegaskan bahwa Hungaria sepenuhnya mendukung kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina.

"Tugasnya sekarang adalah untuk menjamin keamanan rakyat Hungaria," kata Szijjarto di laman Facebook resminya.

"Kedutaan kami di Kiev masih beroperasi dan siap membantu warga Hungaria yang berada di Ukraina saat ini," imbuh Szijjarto.

Presiden Rumania Klaus Iohannis juga mengutuk serangan Rusia dan menyebutnya sebagai pelanggaran yang sangat serius terhadap hukum internasional, kedaulatan, serta integritas Ukraina.

"Saya mengutuk keras agresi militer Rusia terhadap Ukraina. Tindakan ini merusak kedaulatan dan kemerdekaan Ukraina dan merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional," kata Menteri Luar Negeri Bulgaria Teodora Genchovska di Twitter.

Baca juga: China Tuduh AS Ciptakan Kepanikan dengan Sanksi ke Rusia terkait Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik Turun 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Saat Pesawat Singapore Airlines Menukik Turun 6.000 Kaki dalam 3 Menit...

Global
Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Menlu Jerman: Ukraina Butuh Segera Tingkatkan Pertahanan Udara untuk Lawan Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Singapore Airlines Turbulensi Parah, Penumpang Terlempar ke Kabin Bagasi

Global
Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Presiden Raisi Meninggal, Kedubes Iran Sampaikan Terima Kasih atas Belasungkawa Indonesia

Global
Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Sosok Jacob Zuma, Mantan Presiden Afrika Selatan yang Didiskualifikasi dari Pemilu Parlemen

Internasional
Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Gelombang Panas India Capai 47,4 Derajat Celsius, Sekolah di New Delhi Tutup

Global
ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

ChatGPT Tangguhkan Suara AI Mirip Scarlett Johansson

Global
Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Pesawat Singapore Airlines Alami Turbulensi Parah, 1 Penumpang Tewas, 30 Terluka

Global
Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Rusia Tuduh AS Akan Taruh Senjata di Luar Angkasa

Global
Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Panglima Hamas yang Dalangi Serangan 7 Oktober Diburu di Luar Gaza

Global
Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Teroris Serang Kantor Polisi Malaysia, Singapura Waspada

Global
Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Kesal dengan Ulah Turis, Warga Jepang Tutup Pemandangan Gunung Fuji

Global
Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Iran Setelah Presiden Ebrahim Raisi Tewas, Apa yang Akan Berubah?

Internasional
AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

Global
WNI di Singapura Luncurkan 'MISI', Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

WNI di Singapura Luncurkan "MISI", Saling Dukung di Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com