Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aknolt Kristian Pakpahan
Dosen Univeristas Katolik Parahyangan

Dosen Ilmu Hubungan Internasional, FISIP Universitas Katolik Parahyangan

Invasi Rusia ke Ukraina dan Perekonomian Global

Kompas.com - 24/02/2022, 16:31 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kedua, naiknya harga minyak dan gas tentu juga akan berpengaruh kepada aktivitas produksi yang sangat mengandalkan minyak dan gas sebagai bahan baku produksi.

Kenaikan harga minyak global tentu akan memberikan pukulan bagi harga jual sektor industri, termasuk Indonesia, apalagi dunia masih berhadapan dengan pandemi Covid-19.

Harapan akan terjadi pemulihan ekonomi tahun 2022 bisa jadi berantakan seiring dengan kenaikan harga barang-barang dan ancaman inflasi.

Ancaman inflasi di Eropa ditakutkan akan memberikan dampak buruk pada pembelian produk-produk impor.

Pasar potensial Eropa akan terganggu karena masyarakat Eropa akan berhitung dengan cermat apa saja kebutuhan dasar mereka untuk dapat berhemat di situasi tidak pasti ini.

Dampaknya adalah pada negara-negara yang terbiasa mengekspor produk-produknya ke pasar Eropa.

Instabilitas kawasan dan ketidakpastian ekonomi akan menyebabkan turunnya pasokan produk ekspor ke wilayah Eropa dan tentu saja perekonomian domestik negara-negara pengekspor.

Walaupun wilayah Eropa bukan tujuan utama produk ekspor Indonesia, akan tetapi turunnya nilai ekspor ke Eropa tentu akan memengaruhi perekonomian domestik termasuk para produsen lokal Indonesia.

Hal ini tentu akan mengganggu proses pemulihan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia dan berbagai negara lain.

Ketiga, instabilitas politik yang terjadi di Eropa memberikan ketidakpastian terhadap sektor keuangan dunia.

Harga-harga saham dan obligasi di berbagai bursa global menunjukkan tren negatif. Nilai tukar sebagian besar mata uang terdepresiasi jika dibandingkan dengan dollar AS.

Melemahnya nilai tukar tentu akan memberikan dampak serius pada perekonomian domestik, termasuk Indonesia.

Ketidakpastian di pasar sahan dan keuangan akan menyebabkan kehati-hatian investor global dalam menanamkan investasi.

Hal ini tentu berpengaruh pada negara-negara yang sedang menarik para investor untuk pembiayaan program-program pembangunan dan pemulihan ekonomi sebagai respons dari pandemi Covid-19 saat ini.

Invasi Rusia ke Ukraina harus menjadi perhatian semua negara saat ini. Jika tidak disikapi dengan bijak, maka akan muncul instabilitas politik-ekonomi kawasan yang dapat memberikan dampak serius pada negara-negara di dunia termasuk Indonesia.

Jangan lupa, dunia masih berkutat dengan penyelesaian pandemi Covid-19, jangan pula sekarang dunia harus memecah fokusnya untuk bersiasat mengurangi dampak ketegangan Rusia-Ukraina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com